KUNINGAN (MASS) – Sejak dilepas tanggal 9 Juli 2019, keberadaan Slamet Ramadhan Macan Tutul Jawa di Gunung Ciremai terus dipantau perkembangan.
Baru-baru ini petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) dan Polisi Kehutanan (Polhut) Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) menyalin data camera trap yang dipasang beberapa bulan lalu.
PEH Idin Abidin menerangkan, pihaknya memasang tujuh camera trap sejak April hingga November. Dari jumlah itu, empat camera trap sudah disalin datanya.
“Empat kamera berhasil mengabadikan 2.000 video yang berisi aktivitas satwa liar gunung Ciremai terutama Slamet Ramadhan, Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas),” sebut Idin Abidin Rabu (4/11/2020) yang dikutip dari IG TNGC>.
Hasil analisa data menyimpulkan Slamet Ramadhan tampak sehat. “Ia gemuk. Berarti banyak pakan di sana. Ia pun terekam menandai wilayah jelajah dengan ‘urin’, ‘feses’, dan cakaran,” jelasnya.
Masih menurut Idin, Sang Macan menempati habitat hutan hujan tropis di suatu titik antah berantah gunung Ciremai. Tepatnya punggungan bukit yang tak jauh dari sumber air. Tempat itu memang menjadi tempat favorit baginya. Tipe habitat yang ia tempati sekarang sama dengan habitat asalnya sehingga betah.
Sementara Polhut Asep Badak mengatakan camera trap akan terus dipasang sepanjang tahun selama dua musim.
“Setelah data disalin, kami ganti baterai dan dipasang lagi,” katanya.
Pecinta lingkungan dari Peduli Karnivor Jawa, Didik Raharyono yang kebetulan sedang main di kantor Balai TNGC turut menyumbangkan argumennya.
“Dari data series yang tadi saya lihat, saya simpulkan Sang Macan telah mengisi relung kosong hutan yang tak ada ‘predator’ sejenis dengannya,” katanya.
Didik mengemukakan, berdasarkan data dan pengalaman 20 tahun bergelut dengan dunia kucing besar, ia menyatakan saat ini terdapat lima ekor Macan di gunung Ciremai.
“Jelajah Macan antara 400 sampai 600 hektar per individu. Nah, gunung Ciremai seluas lima belas ribu hektar itu paling tidak ada lima ekor macan,” sebutnya. (agus)