KUNINGAN (MASS) – Pendaftaran BPUM 2,4 Juta menuai reaksi. Pasalnya, pencairan BPUM pertama pun, dinilai kacau dan carut marut. Hal itulah yang diutarakan Sekjen Apdesi Kuningan yang juga Kepala Desa Linggasana Kecamatan Cilimus, Hj Henny Rosdiana SH SSos MSi, Minggu (25/10/2020) sore.
Perempuan berkacamata itu, dengan gamblang mengeluhkan bahwa sebenarnya, pada BPUM tahap awal itu sudah ada koordinasi antara dinas terkait dengan Apdesi perihal pendataan.
“Kita sudah data, kita ajukan lewat email,” ujarnya mengawali runtutan BPUM.
Henny mengaku, dirinya dan pengurus Apdesi lainnya juga baru tahu, ternyata BPUM gelombang kedua sudah dibuka lagi pendaftarannya melalui Diskopdagperin. Padahal, yang diajukan desa saja, tidak ada yang cair. Malah, yang tidak diajukanlah yang cair.
“Padahal yang kita kasih, adalah data valid. Karena kan, yang lebih tau ya desa,” ujarnya lebih lanjut.
Dalam pertemuan Apdesi dengan dinas terkait, ternyata pengajuan BPUM tidaklah terpusat. Henny juga baru tahu, ternyata ada pengajuan melalui pihak lain seperti pegadaian, bank, UMKM binaan bank, parpol bahkan ormas.
“Seolah-olah, data dari desa itu tidak sampai,” keluhnya.
Saat disinggung soal adanya keterlibatan parpol dalam bantuan, dan posisi Bupati Acep yang juga ketua PDIP, Henny hanya menyebut kalau parpol itu bukan cuman satu.
“Kita cuman minta, tolong untuk menyikapi ini. Para wakil rakyat juga sikapi masalah ini,” ujarnya meminta perbaikan.
Di Linggasana sendiri, Henny mencontohkan dari 200 pengajuannya, tidak ada satupun yang cair. Sedangkan yang menerima, bukanlah atas pengajuan dari desa. Hal itulah yang malah menyebabkan saling curiga antara masyarakat dengan pemerintah desa.
“Akhirnya desa yang diuyek-uyek, digugubrag-gubrag,” imbuhnya.
Dirinya juga mencontohkan, tidak terverifikasinya data yang masuk. Ada yang sudah menerima, tapi tidak bisa dicairkan karena ternyata masih memiliki kredit/KUR. Herannya lagi, terdapat peran bank emok dalam program BPUM ini.
“Tentu kita sangat berterima kasih pada presiden, pemerintah pusat, provinsi dan daerah yang dalam kondisi pandemi begini mengucurkan bantuan. Tapi tolong, implementasinya segera dibenahi,” pintanya diakhir wawancara. (deden/eki)