KUNINGAN (MASS) – Dampak pandemi ini, tentu membuat khawatir banyak pihak. Apalagi, tidak adanya kepastian kapan pandemi ini akan berakhir.
Karena itulah, Komunitas Peduli UKMK Kuningan (K-PUK), turut serta menyoroti dampak ekonomi di masa pandemi. Koordinator K-PUK, Achmad Mansur menyebut merosotnya ekonomi di masa pandemi, merupakan moment yang berdampak besar.
Bahkan, pengelolaan keuangan negara pun, terpaksa dilakukan perubahan dua kali sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional.
“(Selain secara nasional, red) Dampak pandemi ini pun sangat terasa di Kabupaten Kuningan. Pandemi yang menghantam, bagaikan sebuah perfect storm yang memberi dampak besar bagi perekonomian,” ujarnya pada kuninganmass.com Rabu (2/8/2020) sore.
Perekonomian ini, tentu saja menunjukan penurunan drastis, resesi. Tanda-tanda yang sudah dirasakan mulai dari rendahnya daya beli masyarakat, bertambahnya PHK besar-besaran, dan meningkatnya angka pengangguran.
“Ditilik dari fenomena tersebut, kondisi ini bukan hanya ada di Kuningan saja, namun hampir terjadi di belahan dunia mana pun. Seperti yang kita ketahui, pertumbuhan ekonomi di kuartal ke-2 minus 5 % lebih dan prediksinya akan terus turun,” jelasnya.
Lebih lanjut, Achmad Mansur memperingati agar pemerintah daerah juga harus lebih sensitif akan kondisi suasana resesi. Lebih jauh, harus ada kajian mitigasinya.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan, Pemkab Kuningan membentuk tim mitigasi kaitan menghadapi resesi ekonomi. Lalu, tim harus melibatkan banyak pihak seperti praktisi, akademisi atau komunitas.
Tim juga harus membangun formula komunikasi yang efektif antara rakyat dan pemerintah agar lebih mudah berkolaborasi menghadapi situasi resesi.
Meski begitu, dirinya menyatakan bahwa dalam menghadapi resesi ini, semua komponen mesti terlibat mencari jalan keluar dari situasi pelik ini.
“Semoga kita semua dapat melewati masa sulit ini dengan baik dengan bersama-sama menjunjung tinggi integritas, transparansi, dan profesionalitas,” ujarnya penuh harap. (eki)