KUNINGAN (Mass)- Memperingati Hari Air Sedunia ke XXVI Balai Besar Wilayah Sungai ( BBWS Cimanuk-Cisanggarung ) melakukan penanaman di 1.000 pohon di Kabupaten Kuningan. Penanaman pohon sebagai upaya penyelamatan mata air itu di pusatkan di kawasan wisata Balong Dalem Jalaksana pada tanggal 22 Maret 2017.
Dalam penanama pohon ini tampak hadir Bupati Kuningan H Acep Purnama MH, Bupati Kuningan, Kapolres AKBP M. Syahduddi, Dandim 0615 Letkol Arief Hidayatullah dan juga Kepala BBWS Ir Charisal Akdian Manu MSi dan Sekdis PUPR Kuningan Udit Rukdi. Selain itu juga para tamu undang.
Kepala BBWS Cimanuk-Cisangarung Ir Charisal Akdian Manu MSi yang didampingi Ketua Penanaman Pohon Joko Ahmad Salim menyebutkan, penanaman 1.000 pohon tersebar di enam titik. Keenam titik tersebut adalah Situ Balong Dalem sebanyak 100 pohon.
Kemudian, di Situ Pekembangan sebanyak 200 pohon, Situ Nini Darem 200 pohon. Sedangkan, sisanya di Situ Ciarja sebanyak 200 pohon, Situ Dukuh Dalem 100 pohon dan TMD Kodim Kuningan sebanyak 200 pohon.
“Pohon yang ditanam beragam namun kebanyakan pohon produktif seperti jambu bol, sukun, salam, kemiri dan kelengkeng. Penanaman merupakan salah satu kegiatan peringatan Hari Air Sedunia yang dilakukan BBWS,” jelas dia.
Diterangkan, Hari Air Sedunia merupakan hari peringatan yang ditunjukan untuk menarik perhatian masyarakat sedunia akan pentingnya air bagi kehidupan. Selain itu juga untuk melindungi pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.
“Pada tahun 2050 jumlah penduduk diprediksi lebih dari 7 miliar. Kebutuhan air akan semakin banyak kalau kita dari sekarang tidak menyelamatkan mata air maka akan terjadi krisis air,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Kuningan mengatakan Hari Air Sedunia ini memiliki tema besar yaitu “Water Waste/Air Limbah “ Melalui tema besar ini bertujuan mengingatkan pertumbuhan penduduk semakin meningkat, maka kebutuhan air bagi kehidupan juga akan terus meningkat.
“Sejak tahun 2006 mendekalarasikan sebagai Kabupaten Konservasi. Bertolak dari sini maka program pembangunan yang ditempuh berlandaskan pada pemanfaatan berkelanjutan, perlindungan sistem penyangga kehidupan, dan pengawetan keanekaragaman hayati terus diselenggarakan melalui kebijakan pembangunaannya,” jelas Acep.
Diantaranya pembangunan kawasan konservasi eksitu ( Kebun Raya Kuningan ), hutan kota, program pengantin peduli lingkungan, aparatur peduli lingkungan. Lalu, Program pembangunan embung dan situ, pembangunan ekonomi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat juga tetap digalakan termasuk pembangunan embung, situ serta pembangunan dan pengelolaan. (agus)