KUNINGAN (Mass) -Saat ini eksistensi para penggiat kebudayaan sedang menggeliat, sehubungan kondisi budaya dan tradisi budaya Sunda yang makin hari makin memprihatinkan.
Salah satu organisasi gerakan kebudayaan Kabupaten Kuningan Damas (Daya Mahasiswa Sunda) menyoroti ketimpangan anggaran dana desa yang dialokasikan oleh pemerintah desa setempat. Hingga saat ini sama sekali belum menyentuh dimensi pemberdayaan seni budaya lokal.
Data ini merupakan hasil kunjungan Damas ke beberapa desa di Kabupaten Kuningan melalui program saba desa 2017. Sebenarnya antusiasme masyarakat terbilang sangat tinggi mengenai pelestarian seni tradisi ini.
Ini terbukti begitu banyak permintaan yang masuk ke organisasi kesundaan tersebut. Dari 30 desa yang dikunjungi selama 3 bulan terakhir ini semuanya meminta difasilitasi pembelian alat gamelan kepada Pemerintah Daerah Kuningan.
“Melihat kondisi seperti ini kami sedang berupaya bermusyawarah dengan bupati agar segera mengeluarkan Surat Edaran. SE itu berisi agar para kepala desa untuk mengalokasikabn dana desa untuk pengadaan alat kesenian baik berupa gamelan, kacapi suling, gitar, keyboard dan lain-lain,” ucap Ketua Damas Yaya Sumantri kepada kuninganmass.com, Minggu (19/3/2017).
Pihaknya merasa terenyuh dengan kondisi masyarakat yang ada di pedesaan, bahwasannya keinginan masyarakat yang begitu tinggi tidak diimbangi dengan kemampuan yang ada.
Ia berharap pemerintah bisa hadir untuk memberikan solusi atas pertanyaan ini. Ia sendiri merasa dilematis melihat kondisi kesenian di Kuningan, disatu sisi desa dibanjiri anggaran yang begitu besar melalui dana desa namun disisi lain item pengadaan alat gamelan tidak muncul.
Sedangkan masyarakat lanjut dia, sudah banyak mengajukan kepada kepala desa agar diadakan gamelan di bale desa masing-masing untuk fasilitas mereka latihan rutin dan pentas disetiap hajatan warga.
“Saya kira kuncinya cuma satu yaitu adanya political will (kemauan) dari kepala desa untuk melestaraikan seni tradisi di desa, dananya ada kan, bisa kok dari dana desa. Pak Bupati juga harus segera keluarkan surat edaran kepada seluruh kepala desa bahwa dari dana desa sedianya dianggarkan alat gamelan tersebut, nanti kami kawal realisasinya di bawah” jelas pria asal Pakembangan Mandirancan itu.
Sementara itu, Bupati Kuningan H Acep Purnama ketika dikonfromasi tidak menampik kondisi tersebut, pihaknya senada dengan Damas bahwa akan segera melayangkan surat edaran Bupati ke semua kepala desa di Kuningan.
“Oh iya betul, saya sudah terima aspirasi Damas tersebut dan saya juga tahu persis kondisinya seperti apa. Saya berterima kasih kepada Damas yang selalu mengingatkan saya betapa pentingnya melestarikan dan menjaga budaya Sunda di Kuningan, saat ini sedang kita siapkan konsepnya dan insya Allah tidak lama lagi kita sebar ke semua desa, sabar ya gak lama kok,” tegas bupati.
Acep menambahkan, kehadiran Damas ditengah masyarakat dirasa banyak membantu pemerintah daerah dalam menginventarisir keluhan-keluhan warga mengenai pelestarian seni budaya Sunda, pihaknya berjanji akan konsen menjaga seni tradisi asli Kuningan. (agus)