KUNINGAN (MASS)- Setiap bulan puasa pasti sudah identik dengan tradisi obrog atau jidur. Kegiatan membangunkan warga untuk sahur sudah ada sejak lama dan memang sangat bermanfaat.
Grup obrog itu kebanyakan adalah anak muda baik yang tergabung pada wadah karang taruna atau grup pemuda dusun. Begitu juga dengan Karang Taruna Garuda Dusun Kliwon Desa/Kecamatan Garawagi mereka membentuk grup obrog.
baca berita sebelumnya: https://kuninganmass.com/social-culture/obrog-muncul-tahun-2000-an-sebelumnya-ada-jidur-ini-sejarahnya/
Meski baru terbentuk enam bulan namun mereka sudah menunjukan eksistensinya dalam membantu membangun warga. Tentu sudah menjadi tradisi ketika menjelang lebaran mereka meminta upah atas jasa yang mereka lakukan.
Hal ini sudah menjadi tradisi dimana pun, justru yang unik dari grup obrog ini adalah, uang atau beras yang diperoleh dari warga itu tidak dibagi rata masing-masing anggota tapi disimpan di kas.
“Alhamduillah kami memperoleh beras 157 Kg dan uang Rp600 ribu. Apa yang kami peroleh ini akan disimpan di kas,” ujar Ketua Karang Taruna Garuda Kliwon Sohtibi, kepada kuninganmass.com, Sabtu (16/5/2020).
Tibi menerangkan, uang tadi akan dikembalikan untuk kebutuhan warga. Salah satunya adalah ketika ada yang meninggal. Warga tidak perlu repot membeli kain kapan, padung dan kebutuhan lainnya karena sudah disediakan
“Ini mah dari warga untuk warga. Kami kan iklas membantu terlebih yang dibantu untuk bangun sahur adalah warga satu dusun,” ujarnya.
Bukan hanya dari uang itu sumber untuk membantu warga, tapi iuran rutin per minggu anggota. Para anggota bisanya kumpul pada malam Minggu dan setor Rp2 ribu.
“Kami tumbuhkan jiwa kepedulian sosial sejak dini karena ini penting agar warga salig bahu membahu,” katanya lagi.
Pada kesempatan itu, Tibi menerangkan, para pengurus Karang Taruna ikut mendukung pencegahan covid-19 di Garawangi dengan sering mengimbau kepada warga untuk menggunakan masker dan meningkatkan kebersihan.
Dari pantauan, ada yang unik ketika keliling dusun untuk meminta sumbangan ke warga yakni ada ada pemuda menggunakan dandanan mirip ibu-ibu hamil. Ia berjoged sambil diiringi musik.
Cara ini menjadi hiburan gratis bagi warga selain mereka menyumbang se iklasnya, juga bisa berjoget ria sambi ngabeubeurang. Puasa tanpa ada kegiatan obrog tentu hambar, maka obrog akan terus lestari. (agus)