KUNINGAN (MASS) – Menjelang perayan Tabun Baru Cina atau Imlek warga Tionghoa yang berada di Klenteng Kun An Tong melakukan bakti sosial berupa pembabgian beras dan uang. Pembagian beras dan uan dilakukan selama dua hari yakni Rabu dan Kamis.
“Rabu kita menyebar ke tiap desa mengantarkan langsung beras dan uang. Sedangkan, pada Kamis warga yang datang langsung ke klenteng,” ujar Ketua Yayasan Tri Dharma Klenteng Kun An Tong Toto Heryanto (Poey Lok Tek), Kamis (23/1/2020).
Toto menyebutkan, pada tahun ini ada 400 KK yang mendapatkan jatah beras 15 Kg dan uang Rp`100 ribu. Pihaknya bersyukur karena banyak doantur yang menyumbang sehingga nilai santunan selalu naik tiap tahun.
Kegiatan baksos merupakan kegiatan rutin yang sudah lama dilakukan. Tujuannya adalah untuk saling berbagi kepada sesama, sehingga bisa saling merasakan.
Untuk acara puncak digelar pada Jumat malam atau Sabtu jam 00.00. Tahun Imlek 2020 merupakan tahun Imlek 2571 dengan shio Tikus Logam. Pada Malam Sabtu akan digelar sembahyang yang iikuti oleh ratusan jamaat.
“Semoga tidak hujan sehingga banyak jemaat yang datang karena warga Tionghoa tersebar di 32 Kecamatan. Harapan pada tahun Tikus Logam ini semua lebih baik dan tentu lebih aman,” jelasnya.
Sebelum pembagaian sembak, Toto menyebutkan, pada pekan sebelumnya dilakukan kegiatan bersih-bersih di klenteng. Barang yang diberishkan mulai dari altar, patung dewa-dewi, hiolow (tempat dupa) hingga pernak-pernik pemujaan lainnya.
“Tiga rangkaian mulai dari bersih-bersih, baksos dan juga ibadah merupakan hal yang tidak boleh terlewatkan. Untuk kegiatan bersih-bersih merupakan tradisi yang selalu dan harus dilaksanakan setiap sepekan menjelang hari Imlek dan harus selesai dalam sehari,” ujarnya.
Dikatan, di klenteng Kun An Tong terdapat enam ruangan di antaranya tempat pemujaan para dewa, ruang ibadah agama Kong Hu Cu dan Budha, ruang hopeng (leluhur) hingga dapur. Sedangkan patung dewa di antaranya ada Patung Dewa Bumi, Dewa Perang, Dewi Welas Asih hingga delapan dewa (Pat Chian) yang kesemuanya dibersihkan dengan perlakuan khusus.
Kemudian, di sini juga ada 16 hiolow ditambah satu Siang Lu (tempat dupa untuk Tuhan) dan pernak-pernik peribadatan yang harus dibersihkan dengan perlakuan khusus. Salah satunya harus dicuci dengan air kembang dan diakhiri dengan olesan minyak cendana yang berfungsi untuk mengharumkan sekaligus agar awet.
Sementara, Lina penerima paket sembako dan uang mengaku, sangat bahagia dengan santunan setap tahun baru Imlek. Hal ini ikut membantu kebutuha pokok.
“Beras 15 Kg dan uang Rp100 ribu sangat berarti. Semoga tahun baru ini kehidupan lebih baik. Bukan hanya saya tapi semua umat manusia,” ujar ibu satu anak yang tinggal di Kelurahan Windusangkahan Kecamatan Kuningan. (agus)