KUNINGAN (MASS) – Dalam kondisi pemerintahan stagnan, rupanya Demokrat dan Golkar tampil sebagai pemecah kebuntuan. Kedua partai ini mengalah, tidak ngotot untuk mendapatkan posisi sebagai ketua AKD (Alat Kelengkapan Dewan).
Pada paripurna yang digelar Sabtu (9/11/2019) siang, akhirnya orang-orang yang menempati 6 AKD (4 komisi, badan kehormatan, bapemperda) ditetapkan. Para ketuanya mengambil dari 6 fraksi, masing-masing 3 dari 2 kubu yang berseteru.
Komisi 1 misalnya, diketuai Moch Ghozali dari F-PKB. Lalu komisi 2 diketuai Julkarnaen dari F-Gerindra Bintang. Sedangkan komisi 3 diketuai Dede Sudrajat dari F-PKS dan komisi 4 diketuai Tresnadi dari F-PDIP.
Selanjutnya, Badan Kehormatan (BK) diketuai Iip Syarif Hidayat dari F-PPP. Terakhir Bapemperda diketuai Nunung Sanuhri dari PAN.
Ketua F-Golkar, H Yudi Budiana saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya tak mau merugikan masyarakat dengan keadaan deadlock terus-menerus.
“Kalau saling mempertahankan ego masing-masing ya gak bakal ketemu, deadlock terus. Yang rugi tentu masyarakat,” ujar Yudi.
Demokrat dan Golkar tergolong berjiwa besar. Berkat kedewasaan dan kematangan kedua fraksi ini dalam berpolitik, DPRD tidak buntu lagi.
“Gak masalah ga jadi ketua AKD juga. Kita mikirnya mana kepentingan yang lebih besar. Jadi tidak semata-mata mencari kekuasaan,” ucapnya.
Dalam persoalan ini, AKD yang tersedia hanya 6. Sementara jumlah fraksi sebanyak 8. Jika semuanya ngotot ingin jadi ketua AKD maka akan terus-terusan deadlock.
Dalam memadukan keinginan 2 kubu, perlu ada 2 fraksi dari masing-masing kubu yang mengalah. Sehingga Demokrat dan Golkar pun rela tidak mendapatkan jatah ketua AKD. (deden)