KUNINGAN (MASS) – Suatu hari ada seorang anak bertanya kepada ayahnya, “ayah, apa nilai hidup saya?”
Untuk menjawab pertanyaan anaknya, sang ayah kemudian mengeluarkan sebuah batu berlian dan menyampaikan pesan kepada anaknya dengan berkata,
“nak, bawa batu ini, dan jual saja di pasar. Jika ada yang ingin membelinya, jangan mengucapkan sepatah kata pun dan hanya memasang/mengacungkan 2 jari”
Setelah mendengar penjelasan sang ayah, kemudian anak tersebut pergi ke pasar. Setibanya di pasar, anak tersebut berjumpa dengan seorang perempuan yang baru selesai belanja dan menawarkan batu yang dibawanya (dengan tujuan bukan untuk dijual tapi hanya untuk mengetahui harga batu tersebut).
Kemudian, perempuan itu bertanya, “Berapa harga batu ini? Saya ingin meletakannya di dalam kebun saya. 2 dollars? Saya akan mengambilnya”, kata perempuan tersebut melanjutkan perkataannya. Anak tersebut ingat dengan pesan ayahnya, “jika ada yang tanya harganya, acungkan dua jari dan jangan berkata apapun”
Setelah mengetahui harga batu itu bagi seorang perempuan di pasar, maka anak tersebut kembali ke rumah dan menceritakan kisahnya kepada ayahnya. Setibanya di rumah dan bertemu dengan ayahnya, anak tersebut berkata, “Ayah perempuan (di pasar) ingin membeli batu itu seharga 2 dollars.”
Setelah mendengarkan kisah anaknya yang baru datang dari pasar, sambil tersenyum ayahnya berkata, “nak! saya ingin kamu bawa batu ini ke museum.”
Karena anak ini ingin segera mengetahui jawaban dari ayahnya terkait nilai hidup, maka tanpa pikir panjang anak ini langsung pergi ke museum. Setibanya di museum, anak tersebut memperlihatkan batu yang dibawanya ke pengelola museum dan ternyata setelah melihat batu yang dibawa anak ini, pengelola museum tertarik dengan batu yang dibawa oleh anak ini dan ingin membelinya.
Pengelola museum tadi menawar batu yang dibawa anak itu seharga $200. Anak tersebut ingat dengan pesan ayahnya, “jika ada yang tanya harganya, acungkan dua jari dan jangan berkata apapun”
Setelah mengetahui harga batu itu bagi seorang pengelola museum di museum, maka anak tersebut kembali ke rumah dan menceritakan kisahnya kepada ayahnya. Setibanya di rumah dan bertemu dengan ayahnya, anak tersebut berkata, “Ayah pengelola museum ingin membeli batu itu seharga 2 dollars.”
Kemudian sang ayah berkata, “Nak, apa yang kamu dapat pahami dari 2 kejadian yang kamu alami di pasar dan di museum ketika kamu membawa batu ini? Batunya sama tapi kenapa respon dan harganya berbeda?”
“Karena pengelola museum lebih tahu tentang batu ini daripada seorang perempuan yang saya temui di pasar.” Jawab sang anak.
“Betul sekali nak, jika kamu ingin merasa nyaman dan dihargai, maka berkumpullah dengan orang-orang yang tahu nilai diri seseorang. Semakin kamu sering berkumpul dengan mereka, semakin kamu akan merasakan bahwa nilai hidupmu berharga. Tapi jika kamu sering berkumpul dengan orang yang tidak tahu nilai diri seseorang, maka kamu hanya akan menjadi bahan ejekan dan nilai hidupmu pun tidak terlalu berharga.”
So, ingatlah bahwa lingkungan kita akan mempengaruhi nilai hidup kita.***
Penulis: Coach Ari (Trainer Amco / Leadership Trainer / Konsultan Permasalahan Remaja / Trainer Muda Kuningan)