KUNINGAN (Mass) – Adanya dugaan aksi teror yang dilakukan pada gelaran Musyawarah Besar (Mubes) HMKI (Himpunan Mahasiswa Kuningan Indonesia) pada sabtu silam (4/2/2017), Ketua Organize Comite (OC), Rudi Komaruddin memberikan keterangkan pers, senin (6/2/2017).
“Permintaan untuk mengusut tuntas kasus dugaan teror tersebut sedang kami analisis. Isi terornya seperti apa, pelakunya siapa dan apa motif atau tujuan si pelaku melakukan aksi teror tersebut,” ucap Rudi.
Pihaknya sedang melakukan pengkajian secara intern terlebih dahulu. Bagaimana runtutan kronologis dari pra kejadian sampai pasca kejadian ketika teror tersebut dilancarkan. Sebab-sebab dan beberapa indikasi-indikasi dibawa ke ranah mananya serta beberapa kemungkinan yang muncul.
“Jika ada indikasi motif teror tersebut berkaitan dengan politik praktis, kami tidak tahu, mungkin saja ada. Yang jelas, saya rasa kami yang ingin mengabdikan dan mengembangkan potensi di HMKI tidak mempunyai tujuan kearah sana,” tegas Rudi.
Lantaran kasus teror tersebut, Rudi berharap agar kawan-kawan dari berbagai cabang/wilayah di bawah naungan HMKI untuk tetap menjaga persatuan dan persaudaraan.
“Kedepanya, jika situasi dan kondisinya memungkinkan, kami akan berupaya melakukan mediasi dengan para ketua umum dari berbagai cabang/wilayah HMKI, demisioner dan formatur terpilih untuk mengundang dan memfasilitasi dalam rangka duduk bersama guna menyelesaikan permasalahan ini,” ucapnya.
Sementara itu, pemilihan ketua HMKI dilangsungkan Sabtu malam pukul 21.30. Mulanya terdapat 2 calon yaitu Nurul Ahmad Hidayat dari IPPMK Jakarta dan Fahmi Alamsyah dari KMK Bandung Raya. Namun, pasca penyampaian visi misi calon, rombongan dari KMK Bandung melancarkan aksi WO (walkout). Fahmi pun tidak melanjutkan pencalonan sehingga Nurul terpilih secara aklamasi. Seperti yang diutarakan Rahman, aksi mereka akibat adanya dugaan aksi teror via telepon. (deden)