KUNINGAN (Mass) – Terpilihnya Dr Dikdik Harjadi MSi menjadi Rektor Uniku yang baru, tak membuat rektor sebelumnya yakni Dr H Iskandar MM lepas dari dunia akademisi. Bahkan, Dr Iskandar yang pamit dari jabatannya sebagai Rektor Uniku selama delapan tahun itu berjanji, akan terus mengabdi untuk kemajuan pendidikan khususnya di Kabupaten Kuningan.
Sebelum pamit meninggalkan jabatannya sebagai Rektor Uniku, Dr Iskandar menyempatkan bertatap sapa dengan sejumlah awak media yang digagas langsung bagian Humas, Hukum dan Kerjasama Uniku pimpinan Fahrus Zaman MPd. Selain Dr H Iskandar MM, Dr Dikdik Harjadi MSi, dan Fahrus Zaman MPd, hadir pula dalam kesempatan itu Ketua Yayasan Sang Adipati Kuningan Drs H Uri Syam SH MH, Ketua Dewan Pembina Yayasan Drs H Djuhari, Warek II Fahmi Yusuf M MSi beserta jajaran pengurus Uniku lainnya.
“Saya menjabat sebagai rektor selama dua periode ini merupakan tugas yang tidak mudah. Saya bekerja dan mengabdi untuk memajukan Uniku tak bisa sendiri, semua atas kerjasama satu sama lain, terimakasih kepada semua teman-teman selama saya menjabat sebagai rektor,” ucap Rektor Uniku Dr H Iskandar MM saat mengawali sambutannya di hadapan para awak media.
Oleh sebab itu lanjut Iskandar, proses regenerasi rektor ini butuh penyegaran agar ada kepemimpinan baru. Semoga, terpilihnya rektor baru kedepan bisa lebih memberikan makna dan berkembang lebih maju bagi Uniku.
“Alhamdulillah, di penghujung masa jabatan saya ini memang mempunyai tanggungjawab yang berat yaitu melaksanakan suksesi secara lancar. Seorang pimpinan yang baik itu harus mempersiapkan siapa penggantinya, dan akhirnya terpilih Bapak Dikdik sekaligus yang juga selalu mendampingi saya selama delapan tahun menjabat sebagai rektor. Mudah-mudahan garis kebijakannya itu terus linier, dengan yang selama ini bersama-sama saya berkomitmen memajukan Uniku,” ungkapnya.
Menurutnya, siklus kepemimpinan periodeisasi selama empat tahunan ini semoga bisa memperkuat budaya berorganisasi. Sejak awal kepemimpinan Uniku pada 2008, komitmen untuk membangun sistem baik aturan kepegawaian, sistem penggajian, sistem promosi, sistem akademik dan keuangan yang berbasis IT (SIKA), spirit kebersamaan dan kekeluargaan, meritokrasi dan transparansi, serta membangun iklim kemahasiswaan yang kondusif, serta meningkatkan kesejahteraan dosen dan mahasiswa terus dilakukan.
“Tantangan terbesar adalah membangun Sumber Daya Manusia Uniku, khususnya kualifikasi dosen. Saya mendorong para dosen untuk melanjutkan studinya hingga jenjang doktoral dengan memberi bantuan dana sesuai kemampuan universitas, baik studi lanjut di dalam maupun luar negeri,” katanya.
Saat ini kata Dr Iskandar, ada sebanyak 149 dosen yang mengajar di Uniku terdiri dari 25 dosen sudah menjadi S3, 41 orang tengah menempuh jenjang S3 dan sisanya masih bergelar Magister. Semoga, kedepan semua dosen Uniku bisa segera menyelesaikan program pendidikan Doktoralnya.
“Dengan cara ini, Uniku dalam waktu tertentu dipastikan akan memiliki dosen yang bergelar doktor dan guru besar serta memiliki komitmen dan profesionalisme yang tinggi. Sebuah PTS akan maju kalau dosennya berkualitas, sehingga kita bisa bayangkan dalam kurun waktu lima sampai sepuluh tahun kedepan, profil Uniku kian maju dan berkembang,” harapnya.
Baginya, tuntutan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) menuntut Uniku untuk meningkatkan jumlah program studi yang ada menjadi terakreditasi B.
“Guna mendongrak peringkat akreditasi institusi ini, kita mendorong seluruh civitas akademika untuk bekerja keras agar 75 persen prodi yang ada terakreditasi B. Bahkan, kami memiliki prodi yang berakreditasi A bila akreditasi prodi Sistem Informasi naik, maka prasyarat utama akreditasi B bagi Uniku bakal jadi kenyataan,” jelasnya.
Tak hanya itu, Dr Iskandar berpesan, dalam rangka mewujudkan universitas riset bertaraf internasional, Uniku harus terus bekerja keras membangun kerjasama di bidang riset di tingkat internasional baik riset bersama, pemagangan, pertukaran dosen dan staf, publikasi dan lainnya.
“Apalagi, dalam waktu dekat akan mendirikan Pusat Studi ASEAN sebagai respons konkrit Uniku atas tantangan kompetisi dan kerjasama di antara anggota Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Ini merupakan langkah nyata untuk memajukan Uniku, khususnya bagi dunia pendidikan di Kabupaten Kuningan,” pungkasnya. (andri)