KUNINGAN (MASS)- Jumlah sekolah dasar di Kabupaten mencapai 600-an lebih. Namun, sayangnya dari sekian banyak itu fasilitas toilet masih minim.
Keterbatasan anggaran dan juga minimnya lahan membuat banyak seolah tidak memiliki WC atau toilet. Ketika ada siswa yang ingin buang air besar dan kencing maka pilihan pulang ke rumah atau ke kebun belakang sekolah.
Kondisi ini sudah lama terjadi dan pihak Disdikbud Kuningan pun mencari solusi yang tepat. Pasalnya, selama ini anggaran dari DAK hanya terfokus ke perbaikan bangunan sekolah atau membuat ruang kelas baru.
“Belum lama ini saya mendapatkan laporan ada sekolah di wilayah Cilimus yang siswa kencing di kebun milik warga. Tentu pemilik kebun murka. Pihak sekolah ingin membelinya tapi sang pemilik tidak mengizinkannya,” ujar Kadisdikbud Kuningan Dr H Dian Rahmat Yanuar MSi kepada kuninganmass.com, Rabu (11/4/2018).
Kondisi ini lanjut mantan Kepala Bappeda ini tentu sangat miris. Pihaknya mencari solusi terbaik dan keterlibatan masyarakat dalam membentu sekolah merupakan solusi terbaik.
Diterangkan, anggaran dari BOS itu hanya mampu mengkaper kebutuhun sekolah sebesar 30 persen, maka bantuan dari pihak orang tua sangat penting dan tentu bentuknya adalah sumbangan.
Ia ingin semua pihak paham dengan kondisi ini, jangan dihubungan dengan masalah pungutan karena untuk kebutuhan siswa. Andai ada bantuan dari pemerintah maka tidak mungkin di sekolah tidak ada toilet.
“Kalau pun sekarang ada beberapa WC, itu pintar-pintar pihak sekolah membangun ketika ada bantuan. Itu pun paling banyak dua WC, satu guru satu siswa. Padahal idelanya satu WC untuk 20 murid,” tandasnya.
Dian berharap solusi ini bisa teralisasi sehingga murid tenang dalam belajar. Harus diingat keterlibatan orang tua dalam pendidkan sangat penting karena hasilnya bukan untuk satu pihak. (agus)