KUNINGAN (MASS) – Pertarungan pilkada mulai panas. Selain tim Sentosa dilaporkan gara-gara menyoal politik dinasti, tim Dudy-Udin pun dilaporkan lantaran diduga bagi-bagi uang.
Dari keterangan yang diperoleh, peristiwa itu terjadi 5 Maret lalu di Desa Karanganyar Kecamatan Darma. H Maman Wijaya dan Misbah selaku pengurus PAN diduga melakukan praktik money politik.
“Laporan yang masuk ke kami, tim dari paslon nomor 2 membagi-bagikan uang senilai Rp25 ribu. Pelapornya Masdukat dengan saksi Deni Awang dan Yayu, yang katanya relawan paslon AR,” kata salah seorang komisioner Panwaskab Kuningan, Abdul Jalil Hermawan.
Jumat (9/3/2018) siang sekitar 14.45 WIB, Maman Wijaya dan Misbah dipanggil panwas untuk klarifikasi. Menurut Jalil, itu sudah menjadi kewajiban panwas sebelum menaikkannya ke Gakkumdu karena dapat dikategorikan pidana pemilu.
“Tadi kita sudah panggil Maman Wijaya dan Misbah. Tapi maaf untuk materinya belum bisa kami ekspos,” ucap Jalil.
Selain memanggil terlapor, panwas juga memanggil kembali pelapor bernama Masdukat. Saat hadir di kantor panwas, Masdukat memberikan bukti 4 amplop yang diduga berisi uang.
“Diduga berisi uang karena amplopnya belum kami buka,” ujar dia.
Setelah pemanggilan tersebut, pihaknya akan menaikkannya ke Sentra Gakkumdu. Tapi sayang, materi dari hasil klarifikasi enggan diungkapkan olehnya ke media.
Saat dikonfirmasikan Jumat malam sekitar pukul 23.00 WIB, Ketua DPD PAN Kuningan H Udin Kusnaedi sekaligus Cawabup paslon nomor 2 membantah adanya praktik money politik.
“Kita sekarang lagi konsolidasi partai. Kita turun ke tiap desa untuk menemui pengurus-pengurus partai baik dari ke tiga partai politik pengusung,” kata Udin mengawali pernyataannya.
Ia melanjutkan tidak tahu adanya money politik karena yang didatangi kader partai sendiri. “Makanya kita juga kaget ketika ada info money politik. Sebagai pembinaan terhadap kader-kader kita di bawah. Kita turun menemui kader kader partai,” elaknya. (deden)