KUNINGAN (Mass) – Saat sebelum wafatnya Bupati Kuningan, Hj Utje Ch Suganda SSos MSi, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Kuningan, H Yosep Setiawan MSi menyampaikan, ada amanat yang sempat diberikan (alm) Bupati Utje kepadanya. Dalam amanat itu, almarhumah berpesan agar kualitas dan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) ’45 Kabupaten Kuningan untuk terus ditingkatkan.
“Pak Sekda kita Ziarah ke Blitar, Makam Bung Karno, tadi jam 11.00 WIB siang. Tolong itu rumah sakit ditingkatkan pelayanannya. Itu kalimat dan pesan terakhir yang diamanatkan beliau (almarhumah Utje, red),” ucap Sekda Kuningan, H Yosep Setiawan MSi kepada awak media di rumah duka, Kamis (7/4).
Jadi kata Sekda, kepada RSUD ’45 diminta untuk lebih meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat Kuningan. Sebab, warga masyarakat setiap hari kian meningkat untuk berobat ke rumah sakit tersebut. Sehingga, perlu pelayanan yang lebih prima.
“Itu kalimat terakhir ibu, Blitar dan Rumah Sakit. Jadi, dengan kepergian ibu ini tentunya snagat berduka cita sangat mendalam dari jajaran Pemda Kuningan. Kita doakan semoga arwah beliau diterima di sisi Allah SWT, dan kepada masyarakat Kabupaten Kuningan, mari kita berdoa bersama,” pintanya.
Pihaknya juga menyampaikan, agenda rapat dinas yang diikuti (alm) Utje yaitu pada rapat ke PU-an diruang kerjanya. Menurut informasi, setelah rapat PU itu almarhumah biasa-biasa saja. Hanya saja, ada keluhan sakit pinggang. Nah dari sana, beberapa saat almarhumah pingsan.
“Lalu setelah pingsan itu, ibu langsung dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 15.00 WIB lebih, masuk ke Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD ‘45 dan ditangani tim medis, dan tidak bisa tertolong lagi. Hasil dokter belum. Pingsan itu pas disini (Pendopo, red) dan gak lama dibawa ke rumah sakit, gak lebih dari 30 menit pas saya dihubungi masih pingsan selang beberapa menit telah tiada,” ungkapnya.
Sekda menilai, semasa kepemimpinan almarhumah itu akselerasinya tinggi. Lalu juga kerap pergi ke provinsi, Jakarta dan itu dalam rangka kedinasan untuk mencari dana-dana dari provinsi maupun pusat untuk dibawa ke Kuningan.
“Dan itu sudah berhasil, beberapa kali dari kementrian-kementrian itu cepat datangnya dana-dana yang sebelumnya tidak teranggarkan dalam APBN. Ada dana-dana tambahan dari provinsi, itu berkat lobi-lobi kan. Ibu itu kalau berhadapan dengan mentri dengan gubernur, itu pengen langsung, tidak mau mewakilkan, itu yang saya tahu. Beliau ingin meyakinkan sendiri kepada pimpinan-pimpinan diatas, bahwa Kuningan ini butuh dana, karena APBD kita kan kecil, jadi jelas akselerasinya itu tinggi banget,” bebernya.
Semasa kepemimpinan (alm) Bupati Utje, Yosep memandang bahwa, gaya kepemimpinan almarhumah itu sangat tegas ke jajaran bawahnya. “Beliau juga selalu berpikirnya, jangan nyakitin rakyat. Tolong tampung aspirasi, meskipun ibu mungkin tidak bertemu langsung dengan yang bersangkutan, tapi semua keluhan dan sebagainya itu di ke saya-kan, di ke pak wabup-kan, untuk di tindaklanjuti,” pungkasnya.(andri)