KUNINGAN (MASS)- Innalillahi wa Innalillahi Rojiun. Bebi Naya Helmaniar siswa SMKN 4 Kuningan yang kemarin sempat dijenguk oleh Ketua TP PKK Kuningan Hj Ika Acep Purnama Kamis dinihari sekitar jam 00.25 meninggal dunia.
Kabar duka ini cepat menyebar dan kuninganmass.com juga mendapatkan kabar dari berbagai orang. Informasi ini diperkuat dari pernyataan Camat Cidahu Rusmiadi.
“Iya Neng Bebi meninggal Kamis dinihari. Semoga almarhum diterima disisi Allah SWT,” ucap Rusmiadi yang sudah ada di rumah duka Dusun Pahing RT 07/02 Desa Cikesuik Kecamatan Cidahu, Kamis (7/12/2017).
Tampak ayah korban terpukul dengan kematian ini karena tidak menyangka sama sekali. Ia selama ini mengurus buah hatinya. Saking sayang ke Bebi Rokib memutuskan tidak menihkah lagi.
Sementara itu, sakitnya Bebi mengundang banyak simpati. Bahkan penggalangan dana untuk Bebi akan dilakukan karena kasihan dengan kondisi anak kedua dari bersaudara itu.
“Ayahnya sangat terpukul dengan kematian ini. Pasalnya, melihat banyak yang simpatik ia semakin semangat dan yakin Bebi akan sembuh,” tambah Rusmiadi.
Sekedar mengingtkan, Dalam beberapa hari wargnet dikejutkan dengan beredarnya foto Bebi Naya Helmaniar siswa SMKN 4 Kuningan. Ia terbaring sakit dengan kondisi badan sangat kurus.
Dalam foto yang beredar dengan tulisan bahwa ia tidak punya ibu. Sedangkan bapanya menggangur. Karena kondisi itu bandannya menjadi kurus kurang gizi. Hal itu karena hanya makan mie instan dan itu pun dibagi dua dengan ayahnya.
Sontak saja screenshot itu cepat beredar ke masyarakat. Banyak mengutuk pemerintah yang tidak memperhatikan warganya. Rasa empati pun mengalir dari warga, terlebih Bebi dirawat di RS Kuningan Medical Center.
Kuningannmass.com pun tertarik untuk mengecek kebenarannya informasi tersebut. Setelah mendatangi ke rumah sakit KMC, memang benar Bebi tergeletak dengan kondisi menghawatirkan.
Bahkan ia dirawat diruang isolasi di kamar nomor 4 lantai 2. Apakah kondisinya separah itu sehingga ia harus dirawat di ruang isolasi? Ia hanya ditemani oleh bapaknya bernama Rokib.
“Anak saya sakit bukan karena kurang gizi, tapi ada sakit yang lain yakni TB Paru,” ujar Rokib mengawali cerita kepada kuninganmass.com Rabu (6/12/2-2017) di KMC.
Ia menceritakan anak keduanya sakit itu berawal ketika mengikuti PKL di Kantor Samsat Kuningan. Pada saat itu Beby setiap hari selalu berada di ruangan yang menggunakan pendingan. Sedangkan di tempat tinggalnya di Dusun Pahing RT 07/02 Desa Cikesuik Kecamatan Cidahu daerahnya pansas.
Kondisi ini membuat Bebi tiba-tiba sakit batuk. Ayahnya menyarankan anaknya untuk berhenti karena sakit. Namun, anak kedua yang ditinggal ibu sejak tahun 2010 itu tidak mau. Bahkan, agar tidak lelah ia memutuskan untuk ngekos.
Ternyata lanjut Rokib kondisi Bebi tambah parah dan ia pun jatuh sakit. Sejak itu hingga hari ini ia terus diobati. Namun, kondisinya tidak kunjungan baik, malahan berat badan turun drastis dari semual 45 Kg menjadi 28 Kg.
“Yang mengetahui penyakit Bebi adalah dokter. Kami hanya disarankan terus berobat. Harapan saya Bebi cepat sembuh dan kembali bersekolah,” tandas pria yang memilih tidak menikah lagi pasca ditinggal istri tecinta itu.
Rokib menegaskan selama ini berjuang keras untuk membiayi anak yang dicintai itu. Ia membantah kalau selama ini anaknya hanya diberikan nasi.
“Saya tegaskan buat apa saya berjuang mencari nafkah kalau bukan untuk anak. Biarlah kalau ada yang berbicara seperti itu yang terpenting saya menyayangi anak,” pungkasnya. (agus)