JAKARTA (MASS) – Perubahan pemimpin di pemerintahan daerah, terutama yang datang dari dunia bisnis, menimbulkan perdebatan menarik dan sering kali memunculkan pertanyaan, “Apakah gaya manajerial yang sukses di sektor swasta efektif jika diaplikasikan pada sektor publik yang penuh kompleksitas sosial dan politik?” Fenomena ini tampak jelas pada Sherly Tjoanda Laos, yang pada 20 Februari 2025 resmi dilantik sebagai Gubernur Maluku Utara setelah perjalanan politik yang berawal dari tragedi keluarga. Latar pendidikan dan pengalaman kepemimpinannya di korporasi, ditambah perannya dalam organisasi sosial, membuat kepemimpinannya menarik untuk dibahas.
Sebelum memasuki ranah pemerintahan, Sherly dikenal sebagai Direktur PT Bela Group, aktif memimpin yayasan sosial, dan berjejaring di organisasi kemasyarakatan setempat. Pendidikan manajemen internasional yang diselesaikannya dan pengalaman memimpin organisasi membuatnya terbiasa dengan budaya target dan akuntabilitas. Peralihan perannya ke politik dipicu tragedi kelam pada 12 Oktober 2024 ketika suaminya, Benny Laos, meninggal dalam kecelakaan saat kampanye, kehilangan itu kemudian membuka pintu politik bagi Sherly setelah koalisi partai setempat mendorongnya maju menggantikan sang suami. Kemenangannya pada Pilkada menempatkan ia sebagai figur yang mewakili keberagaman, sebagai perempuan, penganut Katolik, dan keturunan Tionghoa (Triple Minority), di provinsi yang mayoritas penduduknya beragama lain. Sehingga selain persoalan teknis pemerintahan, ia juga menghadapi ekspektasi simbolis untuk mengubah pola lama politik lokal.
Secara statistik, Maluku Utara tidak berada di titik nol. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) provinsi ini tahun 2023 berada di angka 70,98 untuk pertama kalinya masuk kategori “tinggi” dan naik sekitar 1,02% dibanding tahun sebelumnya, persentase penduduk miskin turun menjadi sekitar 6,03% pada September 2024, serta Gini ratio menyusut ke 0,31. Namun kemajuan makro ini menyembunyikan ketimpangan struktural yang nyata di wilayah pedesaan dan lingkar tambang nikel, sehingga tantangan kebijakan Sherly bukan memulai dari titik nol melainkan menanggulangi ketidakmerataan yang kerap tidak tampak dalam angka agregat.
Dalam seratus hari pertama pemerintahan, Sherly menerapkan logika korporat untuk meraih “quick wins” politik dan sosial, ia memprioritaskan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan petani serta nelayan, menjalin koordinasi langsung dengan kementerian terkait, serta memetakan potensi sumber daya daerah untuk menarik dukungan pusat. Realisasi cepat kebijakan pendidikan dan kesehatan gratis menjadi contoh strategi yang politis cerdas sekaligus berdampak langsung bagi masyarakat, provinsi menanggung biaya komite bagi sekitar 400 SMA dan meningkatkan akses layanan kesehatan dasar melalui peningkatan status rumah sakit daerah dan rencana pemeriksaan kesehatan di sekolah-sekolah.
Pendekatan ini mudah dipahami warga karena efeknya langsung terasa, namun sekaligus menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan anggaran, prioritas jangka panjang, dan kemampuan birokrasi daerah untuk berinovasi. James MacGregor Burns, dalam karyanya Leadership (1978), menyebut kepemimpinan transformasional sebagai proses ketika “leaders and followers raise one another to higher levels of motivation and morality.” Bernard Bass kemudian merumuskannya ke dalam empat komponen utama, idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan individualized consideration. Dalam kasus Sherly, idealized influence muncul dari narasi, seorang istri yang kehilangan suami di tengah kampanye, lalu bangkit mengambil alih tanggung jawab politik, termasuk membawa visi “pemerataan pembangunan dan keadilan sosial” yang sebelumnya dikaitkan dengan Benny Laos. Inspirational motivation tampak ketika ia menjadikan pendidikan dan kesehatan gratis sebagai bendera besar yang mengikat harapan warga, bukan sekadar detail teknis APBD. Pertanyaannya yang belum bisa dijawab hanya dengan 100 hari pertama, adalah sejauh mana ia mampu mengembangkan dua unsur lain, intellectual stimulation (mendorong birokrasi untuk berpikir kritis dan inovatif) dan individualized consideration (memperhatikan kebutuhan kelompok rentan secara spesifik), misalnya masyarakat lingkar tambang yang selama ini merasa hanya melihat angka pertumbuhan di berita, bukan di meja makan mereka.
Di sisi lain, pembacaan Sherly sebagai pemimpin yang melayani sesuai gagasan Greenleaf juga relevan karena fokus kebijakannya pada layanan dasar menegaskan orientasi pada pelayanan warga. Tetapi servant leadership bukan sekadar kebijakan populis. ia mengharuskan konsistensi dalam penataan anggaran, keberpihakan terhadap kelompok paling lemah, dan mitigasi konflik kepentingan, terutama krusial karena figur Sherly dikenal memiliki kekayaan signifikan, yang menambah sorotan publik terhadap integritas pengelolaan sumber daya daerah. Tantangan lain yang dihadapi adalah kondisi fiskal, pemangkasan signifikan Dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umum memaksa pemerintah provinsi menyusun ulang prioritas belanja sehingga kemampuan melakukan investasi jangka panjang tertekan.
Dalam konteks ini, kemampuan Sherly memainkan peran ganda sebagai “CEO pemerintahan” yang harus mengelola kas terbatas dan sebagai pemimpin publik yang terus diawasi karena asal-usulnya dari kalangan mampu akan menjadi ujian kunci legitimasi kepemimpinannya. Jika ia mampu menerapkan transparansi anggaran, menata ulang belanja yang tidak efisien, dan membangun mekanisme pengawasan yang kuat untuk menghindari konflik kepentingan, maka kombinasi logika bisnis dan orientasi pelayanan berpeluang menghasilkan perubahan substansial. Namun jika quick wins berhenti pada pencitraan tanpa disertai reformasi kelembagaan, maka efek jangka panjang terhadap kualitas pelayanan publik akan terbatas.
Pada akhirnya Perjalanan Sherly Tjoanda Laos dari dunia korporasi menuju kursi gubernur menjadi ujian apakah pengalaman bisnis dan jaringan yang ia miliki benar-benar bisa diubah menjadi layanan publik yang lebih adil dan transparan. Seratus hari pertamanya menunjukkan bahwa pendekatan quick wins mampu memberikan dampak cepat, terutama di sektor pendidikan dan kesehatan. Namun, keberlanjutan perubahan ini sangat bergantung pada konsistensi inovasi birokrasi, perhatian terhadap kelompok rentan yang sering luput dari fokus pembangunan, serta kemampuan menjaga integritas di tengah sorotan mengenai kekayaannya. Agar transformasi yang dimulai di awal masa jabatan tidak hanya bersifat sesaat, perlu ada penguatan kapasitas birokrasi agar mampu menjalankan inovasi secara berkelanjutan. Pemerintah daerah juga perlu menetapkan prioritas yang lebih jelas untuk wilayah tertinggal supaya pemerataan pembangunan benar-benar terasa. Selain itu, mekanisme transparansi anggaran dan pencegahan konflik kepentingan harus diperkuat untuk menjaga kepercayaan publik. Kerja sama yang lebih intens dengan pemerintah pusat dan sektor swasta dapat membantu mengatasi keterbatasan fiskal, sementara evaluasi berkala diperlukan agar quick wins berkembang menjadi kebijakan yang sistematis dan berdampak jangka panjang.
Daftar pustaka
Atika, M. (2025, April 28). Profil biodata Sherly Tjoanda Laos, Gubernur Maluku Utara periode 2025 – 2030 – Demak bicara. Demak Bicara. https://demakbicara.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-1399280468/profil-biodata-sherly-tjoanda-laos-gubernur-maluku-utara-periode-2025-2030
Azzahra, W. F. (2025, June 11). Profil Sherly Tjoanda Laos, Gubernur Maluku Utara Terkaya. IDN Times. https://www.idntimes.com/news/indonesia/profil-sherly-tjoanda-gubernur-maluku-utara-perempuan-pertama-00-kxrpl-9644px
Burns Transformational Leadership Theory. (n.d.). Leadership-Central.com. https://www.leadership-central.com/burns-transformational-leadership-theory.html
De Britto, J. (2025, October 21). Profil Pendidikan Sherly Tjoanda, Lulus S1 Langsung Tempuh “Double Degree” di Belanda. https://www.kalderanews.com. https://www.kalderanews.com/2025/10/21/profil-pendidikan-sherly-tjoanda-lulus-s1-langsung-tempuh-double-degree-di-belanda/
Diva, N. (2025, February 20). Resmi dilantik jadi Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda: Saya terharu. liputan6.com. https://www.liputan6.com/hot/read/5929180/resmi-dilantik-jadi-gubernur-maluku-utara-sherly-tjoanda-saya-terharu
Fatimah, S. (2025, February 21). Profil Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara periode 2025-2030. Detiksulsel. https://www.detik.com/sulsel/berita/d-7789694/profil-sherly-tjoanda-gubernur-maluku-utara-periode-2025-2030
Greenleaf, R. K. (1977). Servant Leadership: A Journey into the Nature of Legitimate Power and Greatness.
Harianto. (2025, February 20). Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara Resmi Dilantik. Times Malut. https://www.timesmalut.com/2025/02/20/gubernur-dan-wakil-gubernur-maluku-utara-resmi-dilantik/
Indonesia, K. (2025, January 21). Gini Ratio dan Kemiskinan Maluku Utara Membaik, Tapi Tantangan Ketimpangan Lingkar Tambang Masih Nyata. Kilasan Indonesia. https://kilasanindonesia.com/2025/01/21/gini-ratio-dan-kemiskinan-maluku-utara-membaik-tapi-tantangan-ketimpangan-lingkar-tambang-masih-nyata/
Jhazirah. (2025, March 5). 100 Hari Kerja Gubernur Sherly Laos: Prioritaskan Pendidikan, Petani, dan Kesehatan. Jhazirah.com. https://jhazirah.com/2025/03/05/100-hari-kerja-gubernur-sherly-laos-prioritaskan-pendidikan-petani-dan-kesehatan/
Liputan, K. (2025, June 11). Sherly Tjoanda Laos: Perjalanan Karier dan Kekayaan Gubernur Maluku Utara. ontv.co.id. https://ontv.co.id/11/06/2025/sherly-tjoanda-laos-perjalanan-karier-dan-kekayaan-gubernur-maluku-utara/
Malut, H. (2025, March 5). 100 Hari Pertama, Gubernur Malut Akan Fokus Kualitas Pelayanan dan Sarana Pendidikan. Harian Malut – Mengabarkan Yang Tepat. https://harianmalut.com/100-hari-pertama-gubernur-malut-akan-fokus-kualitas-pelayanan-dan-sarana-pendidikan/
Ong, R. (2025, January 21). Perbaikan Gini Ratio dan Penurunan Kemiskinan Maluku Utara: Realita atau Ilusi? Marasai.id. https://marasai.id/ekonomi/5359/perbaikan-gini-ratio-dan-penurunan-kemiskinan-maluku-utara-realita-atau-ilusi
Pendidikan dan Kesehatan Jadi Prioritas 100 Hari Kerja Gubernur Maluku Utara. (2025, March 5). Halmaheranesia.com. https://www.halmaheranesia.com/2025/03/05/pendidikan-dan-kesehatan-jadi-prioritas-100-hari-kerja-gubernur-maluku-utara/
Press. Burns, J. M. (1978). Leadership. New York: Harper & Row.
Pusat Statistik. (n.d.). Satu Data Maluku Utara. https://satudata.malutprov.go.id/statistik
Robert K. Greenleaf. (2025, April 14). What is Servant Leadership? – Robert K. Greenleaf. https://greenleaf.org/what-is-servant-leadership/
Toatubun, H. (2025, May 28). 100 Hari Kerja Sherly Laos Tuntaskan Program Pendidikan dan Kesehatan Gratis di Malut – INN Indonesia. INN Indonesia – Ide. Masyarakat. Peradaban. https://innindonesia.com/2025/05/28/100-hari-kerja-sherly-laos-tuntaskan-program-pendidikan-dan-kesehatan-gratis-di-malut/
Utara, B. P. S. P. M. (2023, November 15). [Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusi/IPM (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) Maluku Utara pada tahun 2023 mencapai 70,98. Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara. https://malut.bps.go.id/id/pressrelease/2023/11/15/691/indeks-pembangunan-manusia–ipm–maluku-utara-pada-tahun-2023-mencapai-70-98-meningkat-0-72-poin–1-02-persen–dibandingkan-tahun-sebelumnya–70-26–.html
Utara, B. P. S. P. M. (2024, July 1). Persentase Penduduk Miskin Maret 2024 turun 0,14 poin menjadi 6,32 persen. Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara. https://malut.bps.go.id/id/pressrelease/2024/07/01/749/persentase-penduduk-miskin-maret-2024-turun-0-14-poin-menjadi-6-32-persen.html
Utara, B. P. S. P. M. (2025, January 15). Persentase Penduduk Miskin September 2024 turun menjadi 6,03 persen. Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara. https://malut.bps.go.id/id/pressrelease/2025/01/15/770/–persentase-penduduk-miskin-september-2024-turun-menjadi-6-03-persen.html
Yauminissa, A. (2024, November 29). Riwayat Pendidikan Sherly Tjoanda, Istri Mendiang Benny Laos yang Punya Double Degree Universitas Belanda. https://edukasi.okezone.com/. https://edukasi.okezone.com/read/2024/11/29/65/3090974/riwayat-pendidikan-sherly-tjoanda-istri-mendiang-benny-laos-yang-punya-double-degree-universitas-belanda
Oleh: Alexandria Theresa Sumarauw dan Joceline Laurensia Purba, Mahasiswi Ilmu Administrasi Negara Universitas Indonesia









