KUNINGAN (MASS) – Peringatan Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember menjadi momentum refleksi bagi Kepala Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Asep S Sonjaya Suparman, atau yang akrab disapa Asep Papay.
Mengusung tema “Bersama Hadapi Perubahan: Jaga Keberlanjutan Layanan HIV”, Asep menekankan bahwa esensi supaya kondusifitas terjaga, perlu kesadaran masyarakat sebagai kunci utama dalam memahami penularan HIV.
Menurutnya, ketika masyarakat telah teredukasi dengan baik mengenai HIV dan AIDS, pembahasan tidak lagi berfokus pada lokasi seperti hotel, kos kosan maupun populasi kunci, tetapi pada upaya bersama untuk menghentikan penularan dengan segenap kesadaran dengan tidak melakukan perilaku beresiko.
Di Kabupaten Kuningan, kata Asep Papay, peningkatan kasus HIV menunjukkan tren signifikan. Hingga Agustus 2025 saja telah ditemukan 87 kasus baru, dan diprediksi hingga akhir tahun jumlah tersebut dapat mencapai lebih dari 100 kasus.
Asep menegaskan bahwa penanganan HIV harus dilakukan melalui pendekatan pentaheliks, yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media. Namun demikian, beban terbesar tetap berada pada pemerintah daerah, terutama dalam penyediaan alokasi anggaran.
“Penanganan HIV tidak hanya berbicara tentang kuratif, tetapi juga meliputi upaya preventif dan rehabilitatif. Saat ini, Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan RSUD 45 hanya fokus terhadap pelayanan, sedangkan penjangkauan dan pendampingan ini harus dilakukan oleh relawan maupun pengiat HIV,” tuturnya
Oleh karena itu, Asep menekankan pentingnya dukungan dari relawan dan para penggiat HIV agar layanan dan pendampingan dapat berjalan secara optimal untuk menekan penularan dan zero infection di tahun 2030. (eki)
























