CIREBON (MASS) – Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) dan Universitas Muhammadiyah Kuningan (UM Kuningan) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) resmi menjalin kolaborasi strategis dalam agenda Sosialisasi Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), bekerja sama dengan BKKBN Jawa Barat, Senin (24/12/2025) di Convention Hall UMC.
Agenda yang dihadiri oleh peserta mahasiswa dari UMC dan UM Kuningan, dirancang untuk menguatkan peran ayah dalam membangun keluarga yang seimbang dan berkualitas. Sosialisasi GATI menghadirkan narasumber Irwan Rinaldi (Praktisi Lingkar Ayah Indonesia) bersama pemateri lainnya dari akademisi dan BKKBN Jawa Barat.
Dalam agenda ini, dihadiri langsung oleh Deputi Pengendalian Penduduk Kemendukbangga/BKKBN, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat beserta jajaran, Rektor UMC, Rektor UM Kuningan, Wakil Rektor 3 UMC, Direktur/Direktorat Kelembagaan Kerjasama dan Perencanaan UM Kuningan.
Dalam pemaparannya, Irwan Rinaldi menyampaikan konsep “Ayah sebagai Pilar Keseimbangan dalam Keluarga” yang disebut sebagai untold story dalam isu parenting di Indonesia. Menurutnya, peran ayah untuk masa depan anak dimulai sejak sekarang, yakni melalui kesadaran membangun soft skill yang tidak diajarkan secara akademik, memperbaiki dinamika hubungan dengan ayah dalam keluarga asal, dan mempersiapkan diri sebagai calon ayah/orang tua.
“Pendekatan preventif dalam membangun keluarga dinilai lebih efektif dibandingkan kuratif setelah masalah terjadi,“ ujarnya.
Irwan memaparkan bahwa rumah keluarga yang sehat dibangun melalui lima pilar ayah, yaitu: 1) Pilar finansial (tanggung jawab ayah dalam memastikan terpenuhinya kebutuhan keluarga);
2) Pilar spiritual, kendali spiritual untuk memberi arahan, keteladanan, apresiasi, dan semangat pada anak;
3) Pilar emosional/sosial, kemampuan ayah mengendalikan emosi dan keseimbangan relasi, terutama dengan anak;
4) Pilar fisikal, keteladanan ayah dalam menjaga kesehatan dan ketahanan fisik;
5) Pilar intelektual, ayah sebagai pendidik utama dalam membimbing proses intelektual anak.
Irwan menjelaskan bahwa ayah yang “hadir” bukan hanya soal fisik, tetapi meliputi empat bentuk kehadiran;
1) Kehadiran kronologis/fisik;
2) Kehadiran psikologis;
3) Kehadiran kesadaran; dan Kehadiran kesabaran.
“Salah satu penyebab ketidakhadiran ayah dalam pengasuhan adalah hutang pengasuhan dan luka pengasuhan, yaitu kondisi psikologis dan kepribadian seseorang yang terbentuk oleh pola asuh masa lalu yang belum terselesaikan. Maka, situasi ini dapat mempengaruhi cara seseorang memerankan diri sebagai orang tua,“ tuturnya.

Sosialisasi Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Senin (24/11/2025). (Foto: dok UM)
Selain sesi materi, dalam kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan; MoU antara UMC dan BKKBN Jawa Barat, MoU antara UM Kuningan dan BKKBN Jawa Barat, MoA antara LPPM UMC, LPPM UM Kuningan dan BKKBN Jawa Barat.
Rektor UM Kuningan, Dr apt Wawang Anwarudin MSc mengatakan bahwa Gerakan Ayah Teladan Indonesia adalah ikhtiar mulia untuk mengembalikan peran strategis ayah dalam keluarga.
“Dalam Islam, ayah adalah pemimpin, pendidik, dan teladan utama bagi anak-anaknya. Karena itu, kami di UM Kuningan berkomitmen menyiapkan generasi ayah dan ibu masa depan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga matang secara spiritual, emosional, dan moral,” ucapnya.
“Penandatanganan MoU dan MoA bersama UMC serta BKKBN Jawa Barat hari ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat riset, edukasi, dan pengabdian masyarakat dalam pembangunan keluarga yang kokoh dan berkarakter. Semoga kolaborasi ini membawa manfaat luas bagi masyarakat dan menjadi awal dari banyak program kebaikan kedepan,” tambahnya.
Senada, Rektor UMC Arif Nurudin ST MT juga mengamini peran ayah hari ini yang semakin krusial dalam membangun karakter dan masa depan generasi muda.
“Kami melihat bahwa keteladanan ayah tidak hanya berdampak pada keluarga, tetapi juga pada kualitas sumber daya manusia bangsa. Karena itu, kerja sama antara UMC, UM Kuningan, dan BKKBN Jawa Barat menjadi sangat strategis untuk memperkuat edukasi, penelitian, serta pengabdian masyarakat dalam membangun keluarga yang lebih tangguh dan berintegritas” tuturnya.
Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Dr Dadi Ahmad Roswandi Msi mengulas tentang program GATI itu sendiri. Menurutnya, program ini mengingatkan bahwa mahasiswa laki-laki hari ini adalah calon ayah dan calon kepala keluarga di masa depan. Karena itu mereka perlu memahami pentingnya kesiapan mental, emosional, dan pendidikan keluarga sejak sekarang.
”Melalui kegiatan ini, UMC ingin menegaskan bahwa peran ayah tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga hadir dalam pengasuhan dan pembentukan karakter anak,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa Kerja sama UMC, UM Kuningan, dan BKKBN Jawa Barat menjadi langkah strategis untuk memperkuat pendidikan ketahanan keluarga di lingkungan kampus. Ia berharap MoU dan MoA yang ditandatangani ini membuka lebih banyak program dan manfaat bagi mahasiswa serta masyarakat.

Foto bersama setelah penandatanganan kerjasama UMC, UM Kuningan dan BKKBN Jawa Barat. (Foto: dok UM)
Deputi Pengendalian Penduduk Kemendukbangga/BKKBN Dr Bonivasius Prasetya Ichtiarto S Si M Eng juga mengamini hal tersebut. “Melalui kegiatan GATI ini, kami ingin menegaskan bahwa isu pengendalian penduduk tidak hanya berbicara tentang angka, tetapi tentang kualitas generasi yang akan datang. Mahasiswa hari ini adalah calon orang tua, calon pemimpin, dan penentu arah pembangunan bangsa. Karena itu, pendidikan mengenai kesiapan berkeluarga harus dimulai sejak di bangku kuliah,” jelasnya.
BKKBN, lanjutnya, mengapresiasi langkah UMC dan UM Kuningan yang proaktif menghadirkan program ini bagi para mahasiswa. Pemahaman tentang peran ayah, kesehatan reproduksi, hingga ketahanan keluarga adalah fondasi penting dalam pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas.
“Penandatanganan MoU dan MoA hari ini menunjukkan bahwa perguruan tinggi dan pemerintah dapat berjalan seiring, saling menguatkan, dan saling melengkapi. Kami berharap kerja sama ini tidak berhenti pada dokumen, tetapi terus berkembang menjadi program nyata yang memberikan dampak langsung bagi mahasiswa dan masyarakat,” imbuhnya di akhir. (eki)






















