Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Peringatan Hari Guru yang ke-80 ini merupakan momentum yang sangat berharga untuk merenungkan kembali peran sentral guru dalam mengarungi tantangan pendidikan di abad ke-21. Di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah, kita memiliki konsep filosofis yang kuat: Pendidikan Berkemajuan, yang berakar pada pemikiran K.H. Ahmad Dahlan. Konsep ini menuntut adanya Guru Berkemajuan.
Guru Berkemajuan bukanlah sekadar tenaga pengajar yang mengikuti kurikulum, tetapi seorang arsitek peradaban yang mampu mengintegrasikan iman, ilmu, dan amal dalam praktik pendidikannya.
1. Fondasi Konsep Berkemajuan: Integritas dan Inovasi
Dalam pandangan kami, Guru Berkemajuan harus memiliki tiga dimensi utama yang sejalan dengan spirit tajdid Muhammadiyah:
a. Dimensi Spiritual dan Moral (Akidah-Akhlak)
Guru Berkemajuan adalah teladan yang mengedepankan integritas moral dan keikhlasan beramal. Guru wajib memiliki pemahaman Islam Berkemajuan yang mendorong kemajuan ilmu pengetahuan, meneguhkan etika, serta mengedepankan nilai rahmatan lil ‘alamin. Pengajaran tidak boleh berhenti pada doktrin, tetapi harus melahirkan pedagogi sosial yang peka terhadap masalah kemanusiaan.
Dimensi Intelektual dan Profesional (Ilmu-Kognitif)
Guru harus menjadi figur yang terus belajar (long life learner) dan inovatif. Di era disrupsi digital, Guru Berkemajuan harus:
- Menguasai Literasi Teknologi: Mampu mengintegrasikan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) dalam proses pembelajaran, menciptakan program e-learning yang efektif, dan menuntut siswa memiliki literasi digital yang mumpuni.
- Menerapkan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills – HOTS): Mengarahkan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, dan solutif, alih-alih hanya menghafal. Sebagaimana ajaran K.H. Ahmad Dahlan yang menggerakkan muridnya untuk menyelesaikan masalah kehidupan.
- Rekonstruksi Pengalaman: Pembelajaran harus didasarkan pada pengalaman yang berkelanjutan, di mana teori diamalkan menjadi pengalaman nyata (experience), yang kemudian memicu kemajuan (progress).
c. Dimensi Sosial dan Kemanusiaan (Amal-Afektif)
Konsep Berkemajuan berpusat pada kerelaan untuk memajukan kehidupan sosial. Guru Berkemajuan adalah mereka yang:
- Peduli dan Terkoneksi: Guru yang terisolasi secara pengetahuan atau sosial akan kalah dengan guru yang terkoneksi dan memiliki semangat kepedulian.
- Mampu Memecahkan Masalah Kehidupan: Pendidikan harus berfungsi sebagai wahana untuk mempersiapkan siswa agar siap menghadapi dan memecahkan problema kehidupan nyata.
- Mengembangkan Potensi Utuh: Mengembangkan seluruh potensi peserta didik—spiritual, afektif, kognitif, dan psikomotor—secara optimal dan seimbang.
2. Guru Abad ke-21; Dari Transfer Pengetahuan Menjadi Fasilitator Inovasi
Sebagai Rektor yang berinteraksi langsung dengan produk akhir dari pendidikan dasar dan menengah, kami melihat bahwa lulusan yang unggul adalah hasil didikan Guru Berkemajuan. Guru masa kini harus bertransformasi dari:
| Peran Tradisional | Peran Guru Berkemajuan Abad ke-21 |
| Penyampai Informasi | Fasilitator Pengetahuan |
| Mengutamakan Doktrin | Mengutamakan Kontekstualisasi dan Rekonstruksi |
| Berfokus pada Isi Kurikulum | Berfokus pada Pertumbuhan Individu dan Solusi Sosial |
Guru Berkemajuan adalah guru yang memandang bahwa pendidikan itu universal, terbuka, dan toleran, serta memadukan kemajuan zaman dengan nilai-nilai Islam yang fungsional.
Penutup
Di Hari Guru ke-80 ini, marilah kita tegaskan kembali bahwa Guru Berkemajuan adalah kunci masa depan bangsa. Mereka adalah motor penggerak peradaban yang mampu mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul—menguasai ilmu, berakhlak mulia, dan siap memajukan kehidupan. UM Kuningan akan terus berkomitmen dalam melahirkan dan mengembangkan kualitas guru-guru yang memegang teguh spirit “berkemajuan”.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan keberkahan kepada para guru di seluruh Indonesia.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dr. Apt. Wawang Anwarudin, M.Sc.
Rektor Universitas Muhammadiyah Kuningan






















