Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass
Farco Siswiyanto Raharjo,S.Sos,M.Si Dosen Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Slamet Riyadi Surakarta. (Foto: dok Farco)

Netizen Mass

Di Balik Ledakan Perceraian Pasangan Muda: Krisis Nilai, Ekonomi, atau Pola Relasi?

KUNINGAN (MASS) – Di ruang tunggu Pengadilan Agama di pinggiran kota kursi penuh dengan orang-orang yang belum genap tua. Perempuan dengan gamis pastel dan laki-laki dengan jaket bomber duduk jauh dari satu sama lain menunduk dan bermain ponsel seolah-olah mereka ingin memperpendek jarak dengan kenyataan. Mereka bukan pasangan yang menunggu buku nikah sebaliknya mereka berbaris untuk memutuskan hubungan yang telah berlangsung selama beberapa tahun jika tidak bulan. Pandangan ini tidak lagi aneh. Ia telah berubah menjadi lanskap baru bagi rumah tangga muda di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir meningkatnya jumlah perceraian pasangan usia muda merupakan sinyal alarm sosial yang signifikan selain peningkatan statistik.

Pertanyaannya adalah apa yang sebenarnya retak? Nilainya bebannya atau pola relasi kita sendiri? Banyak orang mengatakan krisis nilai adalah sumbernya. Sebagian orang percaya bahwa generasi yang tumbuh dalam arus budaya digital lebih mudah menghadapi perbedaan dan lebih mudah mengambil jalan pintas saat konflik muncul. Pernikahan yang dulunya dianggap sakral dan penuh ritual sekarang dipandang sebagai proyek pribadi dan jika tidak berjalan sesuai harapan ia dapat dibatalkan. Menyederhanakan masalah sebesar ini hanya menjadi masalah moral adalah bahaya. karena pernikahan tidak berdiri sendiri. Problem ekonomi bercokol sebagai tekanan tak terlihat di balik dinding rumah-rumah kecil itu.

Harga kebutuhan bahan makanan meningkat lapangan kerja tidak selalu stabil dan pendapatan seringkali tidak mencukupi untuk membayar biaya hidup di kota. Banyak pasangan muda yang menikah tanpa mempertimbangkan kebutuhan keuangan mereka. Tagihan listrik kontrakan dan cicilan mulai menagih setelah bulan madu selesai. Pasangan muda biasanya cepat merasa gagal karena konflik keuangan. Daftar saling menyalahkan berubah menjadi beban yang dianggap dapat ditanggung bersama. Dalam situasi ini pola hubungan yang rapuh mengganggu masalah ekonomi. Ada banyak pasangan muda yang menikah tanpa pengalaman komunikasi yang cukup. Mereka secara terbuka bertukar pendapat meskipun mereka pandai menunjukkan solidaritas di media sosial. Karena tidak pernah diurai atau dipendam konflik kecil seperti cemburu cara mengatur uang dan kebiasaan sehari-hari menjadi lebih besar.

Selain itu ada pasangan yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang memiliki pola komunikasi yang ketat atau otoriter yang menyebabkan gagap membangun kesepakatan. Semuanya dapat dipercepat dengan bantuan teknologi. Kata-kata yang harus dipikirkan dengan teliti berubah menjadi pesan singkat yang penuh dengan emosi. Media sosial membuat pernikahan orang lain terlihat lebih baik lebih mapan dan lebih bahagia sekarang. Sementara rumah sendiri tampaknya penuh dengan kekurangan. Perbandingan ini menyebabkan rasa tidak percaya diri dan frustrasi.

Seiring waktu perceraian telah menjadi pilihan yang masuk akal dan tidak lagi merupakan masalah yang membuat malu masyarakat. Kita dapat menerima kenyataan bahwa masyarakat berubah. Namun keputusan untuk normalisasi perceraian tidak otomatis mudah. Pasangan dan keluarga selalu mengalami luka. Negara dan masyarakat sepertinya tidak dapat menemukan jalan keluar di tengah kekacauan masalah ini. Konseling pranikah biasanya formal.

Literasi hubungan pengendalian diri dan manajemen emosi adalah topik yang jarang dibicarakan di institusi pendidikan. Selain itu tidak ada tempat yang aman di mana pasangan muda dapat berkonsultasi. Pengadilan adalah tempat yang paling mudah diakses ketika konflik benar-benar terjadi bahkan dibandingkan dengan layanan pendampingan keluarga yang lebih substansial. Meskipun demikian ledakan perceraian pasangan muda ini bukan hanya masalah rumah tangga. Ia memengaruhi struktur sosial termasuk kesehatan mental anak stabilitas ekonomi rumah tangga dan tingkat kohesi masyarakat. Indonesia memerlukan pendekatan yang lebih dari sekadar imbauan moral. Keluarga muda harus dibangun untuk tetap kuat.

Kurikulum formal dan informal harus memasukkan pelajaran komunikasi dan relasi. Konseling pranikah harus dihidupkan kembali karena lebih relevan dan mencakup dinamika psikologis perencanaan keuangan dan hukum pernikahan. Selain itu negara harus meningkatkan akses ke layanan konseling murah responsif dan bebas stigma. Pasangan muda harus sadar bahwa pernikahan adalah hubungan yang bertahan lama bukan sekadar acara. Ia membutuhkan kesabaran diskusi dan kesiapan untuk menerima ketidaksempurnaan. Meskipun cinta bisa menjadi batu pertama komitmen adalah kunci untuk membangun istana.

Pasangan muda datang silih berganti di ruang tunggu pengadilan. Mereka menanggung tekanan modernitas yang sering lebih besar daripada usia mereka dan wajah mereka mencerminkan zaman. Mungkin bagi kita untuk bersimpati dan bahkan memahami keputusan mereka. Namun pemahaman saja tidak cukup. Salah satu tugas yang lebih besar adalah memastikan bahwa generasi berikutnya tidak akan mengalami siklus yang sama. Cerita ini belum berakhir dengan perceraian pasangan muda ini. Di sinilah kita harus bertanya ulang: apa yang sebenarnya kita ingin hasilkan dari sebuah pernikahan? Dan berapa besar kesediaan kita untuk mempertahankannya?

 

Oleh: Farco Siswiyanto Raharjo,S.Sos,M.Si
Dosen Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Advertisement
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement

You May Also Like

Advertisement mgid.com, 597873, LANGSUNG, d4c29acad76ce94f improvedigital.com, 1944, PENJUAL KEMBALI pubmatic.com, 161673, PENJUAL KEMBALI, 5d62403b186f2ace pubmatic.com, 161674, PENJUAL KEMBALI, 5d62403b186f2ace rubiconproject.com, 9655, PENJUAL KEMBALI, 0bfd66d529a55807 adyoulike.com, c1cb20fa2bbc39a8f2ec564ac0c157f7, LANGSUNG adyoulike.com, a15d06368952401cd3310203631cb18b, PENJUAL KEMBALI smartadserver.com, 4577, PENJUAL KEMBALI, 060d053dcf45cbf3 e-planning.net, 1c65d16a00e52342, LANGSUNG, c1ba615865ed87b2 adagio.io, 1417, PENJUAL KEMBALI onetag.com, 7cd9d7c7c13ff36, LANGSUNG appnexus.com, 13099, PENJUAL KEMBALI pubmatic.com, 161593, PENJUAL KEMBALI, 5d62403b186f2ace rubiconproject.com, 11006, PENJUAL KEMBALI, 0bfd66d529a55807 Video.unrulymedia.com, 586616193, PENJUAL KEMBALI appnexus.com, 15825, LANGSUNG, f5ab79cb980f11d1 sonobi.com, 4dd284a06a, PENJUAL KEMBALI, d1a215d9eb5aee9e appnexus.com, 15825, PENJUAL KEMBALI, f5ab79cb980f11d1 Media.net, 8CUTQ396X, LANGSUNG videoheroes.tv, 212716, PENJUAL KEMBALI, 064bc410192443d8 sharethrough.com, YYFDsr3Y, PENJUAL KEMBALI, d53b998a7bd4ecd2 appnexus.com, 12976, PENJUAL KEMBALI, f5ab79cb980f11d1 rubiconproject.com, 25060, PENJUAL KEMBALI, 0bfd66d529a55807 video.unrulymedia.com, 170071695, PENJUAL KEMBALI Contextweb.com, 562794, PENJUAL KEMBALI,89ff185a4c4e857c amxrtb.com, 105199704, LANGSUNG indexexchange.com, 191503, PENJUAL KEMBALI, 50b1c356f2c5c8fc openx.com, 559680764, PENJUAL KEMBALI, 6a698e2ec38604c6 rubiconproject.com, 23844, PENJUAL KEMBALI, 0bfd66d529a55807 adform.com, 2865, PENJUAL KEMBALI pubmatic.com, 161527, PENJUAL KEMBALI appnexus.com, 12290, PENJUAL KEMBALI, f5ab79cb980f11d1 sharethrough.com, a6a34444, PENJUAL KEMBALI rubiconproject.com, 23844, RESELLER openx.com, 559680764, RESELLER