KUNINGAN (MASS) – Kabupaten Kuningan dikenal sebagai daerah yang kaya akan identitas budaya, pendidikan, serta kekayaan alam. Sejumlah ikon telah melekat sebagai ciri khas daerah ini, baik melalui deklarasi resmi, pencanangan kebijakan, maupun penegasan dalam peraturan daerah dan kegiatan budaya. Berikut adalah rangkuman mengenai setiap ikon tersebut serta siapa pejabat yang menegaskannya.
- Kabupaten Pendidikan (2016)
Setahun sebelum deklarasi angklung, pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2016, Pemerintah Kabupaten Kuningan mencanangkan Kuningan sebagai Kabupaten Pendidikan. Pencanangan ini dipimpin oleh Wakil Bupati Acep Purnama, yang kala itu mewakili almarhum Bupati Hj. Utje Choeriah Hamid Suganda, penggagas awal visi tersebut.
Acara bertajuk Deklarasi Anak Negeri dihadiri oleh pelajar, guru, dan unsur muspida. Melalui kegiatan ini, Kuningan meneguhkan komitmennya untuk menjadikan pendidikan sebagai fondasi pembangunan daerah.
- Kabupaten Angklung (2017)
Pada 21 Mei 2017, Kuningan secara resmi mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten Angklung. Deklarasi ini dipimpin langsung oleh Bupati H. Acep Purnama dalam acara bertajuk Orkestra Angklung yang melibatkan 5.000 pemain di Lapangan Pandapa.
Momen tersebut menjadi tonggak penting bagi pelestarian dan promosi angklung di Kuningan. Dalam sambutannya, Bupati Acep menegaskan bahwa angklung bukan hanya alat musik tradisional, tetapi juga simbol identitas budaya masyarakat Kuningan.
- Gunung Ciremai Ditegaskan Melalui Festival dan Program Pelestarian
Gunung Ciremai, sebagai puncak tertinggi di Jawa Barat, telah lama menjadi identitas geografis dan ekologis Kuningan. Meski tidak pernah dideklarasikan secara resmi sebagai ikon melalui satu acara khusus, penegasan simboliknya dilakukan melalui berbagai festival dan program pelestarian.
- Pada 2018, Bupati Acep Purnama memberi apresiasi pada gelaran Festival Gunung Ciremai.
- Pada 2024, Penjabat Bupati Raden Iip Hidajat membuka Ciremai Festival versi baru yang digagas Pemkab, menegaskan kembali peran Ciremai sebagai ikon alam, konservasi, dan wisata.
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan bentuk penguatan identitas ekologis Kuningan.
- Bokor, Kuda, Ikan, dan Gunung Ciremai dalam Lambang Daerah Ditetapkan Melalui Peraturan Daerah (1990)
Berbeda dengan ikon-ikon sebelumnya, unsur seperti Bokor Kuning, Kuda, Gelombang/Ikan, Padi, Kapas, hingga Gunung Ciremai tidak dideklarasikan dalam satu acara tertentu. Seluruhnya merupakan elemen resmi Lambang Kabupaten Kuningan, yang ditetapkan melalui:
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1990 tentang Lambang Daerah
Peraturan ini disahkan oleh DPRD dan Pemerintah Kabupaten pada masa Bupati Drs. H. Subandi (menjabat 1988–1993).
Penetapan lambang melalui perda menjadikan seluruh unsur tersebut sebagai identitas resmi yang melekat secara hukum dan administratif pada Kabupaten Kuningan.
- Ikon Kuda Penegasan Melalui Budaya, Bukan Deklarasi Resmi
Kuda merupakan salah satu elemen penting dalam lambang daerah. Dalam tradisi budaya, muncul pula figur “Pangeran Kuda Putih” atau Pangeran Arya Kemuning, yang pada tahun 2021–2022 diperkenalkan kembali oleh komunitas adat sebagai ikon budaya lokal.
Tokoh masyarakat seperti H. Aang Hamid Suganda dan unsur pemerintah hadir dalam kegiatan tersebut. Namun, tidak ada deklarasi resmi oleh Bupati; peristiwa ini lebih merupakan penguatan budaya oleh komunitas.
- Ikan Dewa Ikon pada Motif Batik Kuningan
Motif ikan dewa, ikan tradisional, atau bentuk stilisasi ikan lainnya menjadi salah satu elemen kuat dalam Batik Kuningan (Batik Kamuning). Penguatan ikon ikan terjadi melalui promosi batik, festival budaya, serta program UMKM dan ekonomi kreatif.
Tidak ada satu momen deklarasi oleh Bupati, tetapi Pemerintah Kabupaten, terutama pada era Bupati Acep Purnama, giat mendorong pengembangan batik lokal sebagai bagian dari identitas daerah.
- Batik Kamuning – Ikon Batik Kuningan
Launching Batik Kamuning (2025)
- Diluncurkan resmi di Hotel Santika Premier Linggarjati.
- Nama “Kamuning” disepakati melalui FGD bersama akademisi, budayawan, dan seniman.
- 8 motif batik khas Kuningan menerima sertifikat hak kekayaan intelektual (HKI).
- Menjadi tonggak resmi bahwa Kuningan memiliki batik identitas sendiri.
Dukungan UMKM dan Perajin Batik
- Iip menyerahkan alat cetak batik kepada UMKM untuk memperkuat industri batik lokal.
Gagasan Museum Batik Kamuning
- Dirancang sebagai pusat edukasi, dokumentasi, dan pameran batik Kuningan.
- Menegaskan komitmen pemerintah daerah terhadap pelestarian dan ikonisasi batik.
Sebagai penerus estafet kepemimpinan, Bupati Kuningan saat ini, Dian Rachmat Yanuar, juga menunjukkan komitmen kuat untuk melanjutkan penguatan identitas budaya daerah. Dalam berbagai kesempatan, ia menegaskan bahwa angklung, khususnya angklung khas Kuningan akan kembali ditonjolkan sebagai ikon utama yang mencerminkan jiwa gotong royong, harmoni, dan karakter masyarakat Kuningan. (argi)
