KUNINGAN (MASS) – Orang yang paling bersedih atas kematian Hafizah (6) yang tertimpa pohon lame (pulai) di Dusun Kliwon RT 09/03 Desa Paderek Kecamatan Kuningan adalah Iding Suhardi dan Juheti. Ia tidak menyangka anak kesayangan itu meninggal dunia secara tiba-tiba.
Ia mengaku, terakhir kali pertemu ketika pagi hari. Begitu sore hari pulang didapati anaknya sudah meninggal.
“Hingga saat ini saya masih belum percaya. Hafizah sayang kenapa tinggalkan ayah dan ibu nak,” ucap Iding dengan suara bergetar menahan kesedihan, kepada kuninganmass.com, Jumat (13/10/2017).
Ia memutuskan untuk langsung menghuburkan anak kedua dari dua bersaudara. Selain karena menjelang magrib juga karena sudah menjadi adat istadat ketika ada yang meninggal langsung dimakamkan.
Iding mengaku, tidak ada firasat sama sekali dengan kepergiaan anaknya. Namun, pada pagi hari tiba-tiba datang mantan kades Sarkum datang ke rumah.
Pada saat itu mantan kades melihat ke arah pohon lame dan mengatakan kekhawatiran tentang pohon akan tumbang. Ternyata kekhawatiran itu terbukti.
“Saya tidak mengetahui anak saya bermain di lokasi hajatan. Apalagi ada balandongan. Dari lokasi musibah rumah saya terhalang satu rumah,” jelasnya.
Terkait pohon lame, semuanya diserahkan kepada pihak desa. Karena mereka yang berwenangan untuk menebang.
“Jujur saya belum memikrikan masalah pohon. Ditinggal pergi anak juga saya masih sedih. Seperti mimpi bagi saya kejadian ini,” ujar Iding yang terus menerus menerima pelayat.
Sementara itu, Juheti tampak menangis terus. Ia masih shock dengan kematian putri bungsunya itu. Ia tidak menyangka sama sekali Hafizah akan pergi untuk selama-lamanya.
Terpisah, Kaur Ekbang Opik Nuropik mengatakan, tiga orang yang dibawa ke rumah sakit dua diantaranya yakni Jeni (13) dan Hapis (2) terpaksa dirawat karena mengalami mual. Sedangkan Sifa (3) dipulangkan dan memilih berobat jalan. (agus)