KUNINGAN (MASS) – Era digital kini bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan dan peluang besar bagi dunia pendidikan, termasuk pesantren. Menyadari hal itu, Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam Kuningan menggelar Workshop Konten Kreator, bekerja sama Content Creator Kuningan, Kamis (16/10/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 90 peserta dari berbagai unit pendidikan di lingkungan Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Multazam HK, terdiri dari guru dan santri baik Al-Multazam maupun Al-Multazam 2. Tujuannya, membekali peserta kemampuan membuat konten kreatif, edukatif, dan bernilai dakwah.
Para kreator digital populer Kuningan seperti @ceuepik, @ogieego @ameliarosap, @kulinersimamank, serta content creator lainnya yang membuat suasana workshop semakin hidup dan penuh antusiasme.
“Mereka bukan hanya kreator yang dikenal di Kuningan, tapi juga inspirator muda yang membuktikan bahwa dunia digital bisa menjadi ladang dakwah dan kreativitas,” ujar Ust Oon Rohyana, S.Kom, Ketua Panitia sekaligus Kepala Bagian IT & Multimedia YPI Al-Multazam HK.
Lebih lanjut, dalam laporannya, Ust Oon Rohyana menyampaikan bahwa workshop yang mengusung tema “Membangun Kreativitas dalam Upaya Menumbuhkan Trust Masyarakat” ini memiliki beberapa tujuan utama:
- Membangun citra positif lembaga dan meningkatkan kepercayaan publik.
- Mengembangkan minat, bakat, dan keterampilan santri serta pegawai dalam bidang konten kreator.
- Membangun standar kualitas konten internal di lingkungan Al-Multazam.
- Menjalin kemitraan dengan para konten kreator dan influencer eksternal.

Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam Kuningan menggelar Workshop Konten Kreator, bekerja sama Content Creator Kuningan, Kamis (16/10/2025). (Foto: dok Al Multazam)
Ia juga menegaskan pentingnya praktik langsung dalam dunia konten kreator agar peserta benar-benar memahami proses produksi yang utuh mulai dari ide hingga publikasi.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi awal lahirnya kreator profesional di lingkungan Al-Multazam, yang mampu membawa nama baik pesantren melalui karya digital berkualitas,” ujarnya.
Dua Sesi Seru: Teori Interaktif dan Praktik Lapangan
Workshop ini dibagi menjadi dua sesi utama: sesi teori dan sesi praktik lapangan.
Pada sesi teori, para kreator berbagi ilmu tentang strategi menciptakan konten yang berdampak. Materi yang disampaikan meliputi:
- Algoritma dan FYP (For You Page): memahami cara kerja algoritma media sosial agar video bisa viral secara positif.
- Branding dan Citra Positif: membangun identitas personal dan lembaga dengan nilai yang kuat.
- Riset Tren dan Ide Konten: menggali ide kreatif berdasarkan tren tanpa meninggalkan nilai dakwah dan edukasi.
- Konten Ideal: menyusun pesan yang bermakna dan selaras dengan visi pesantren.
- Teknik Produksi Konten: pengambilan gambar, pencahayaan, komposisi, hingga editing video efektif.
Sesi teori berlangsung interaktif. Para santri dan guru aktif bertanya seputar cara meningkatkan engagement, memahami algoritma, hingga tips agar konten bisa masuk FYP di TikTok dan Reels.
“Yang bikin FYP itu bukan hanya algoritma, tapi juga konsistensi dan kejujuran pesan,” ujar Ceu Epik. disambut tepuk tangan peserta.
Setelah itu, peserta langsung terjun ke lapangan dalam sesi praktik. Mereka dibagi menjadi sembilan kelompok untuk membuat konten bertema santri kreatif dan pesantren positif di berbagai area Al-Multazam , mulai dari asrama, kelas, taman, hingga al-multazam smart edu farm.

Para santri praktik langsung membuat content. (Foto: Dok Almultazam)
Para mentor dari content creator mendampingi setiap kelompok, mulai dari penulisan naskah hingga proses editing. Beberapa karya peserta bahkan langsung diunggah ke akun resmi Al-Multazam dan mendapat tanggapan positif dari warganet.
Santri Harus Jadi Duta Digital Pesantren
Dalam sambutannya, Ketua Umum YPI Al-Multazam HK, H Uud Pandu Suandhana, S.Si, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang sangat relevan dengan kebutuhan zaman.
“Puji syukur kepada Allah SWT, hari ini kita bisa berkumpul untuk belajar dan meraih mimpi kita: menguasai dunia secara digital,” ujarnya membuka acara.
Ia menyoroti masih adanya narasi negatif tentang pesantren di dunia maya, dan menegaskan pentingnya santri untuk tampil sebagai duta digital pesantren.
“Banyak yang menyinyir pesantren dengan citra negatif. Nah, tugas santri lah menjawab itu lewat karya. Tunjukkan bahwa pesantren tempat belajar yang menyenangkan, mencetak anak saleh dan salehah, serta membangun peradaban,” tegasnya.
Ketua YPI juga berpesan agar setiap karya digital mencerminkan nilai Qur’ani dan akhlak mulia.
“Konten yang kita buat harus mencerminkan nilai Qur’ani, akhlak, dan semangat prestasi. Jadilah santri yang berdakwah bukan hanya lewat lisan, tapi juga lewat karya digital,” pesannya.
Santri dan Guru Siap Jadi Duta Digital Pesantren
Kepala Bagian IT & Multimedia YPI Al-Multazam HK, Ust oon Rohyana menyebutkan bahwa workshop ini menjadi bagian dari upaya strategis Al-Multazam untuk memperluas jangkauan informasi dan memperkenalkan berbagai program unggulan pesantren melalui media sosial.
“Dengan keterampilan baru yang diperoleh, para santri dan guru diharapkan mampu menjadi duta digital pesantren yang menampilkan nilai-nilai keislaman, pendidikan, dan kreativitas dalam setiap karya,” ujarnya.
Melalui kolaborasi dengan kreator lokal, kata Ust Rohyana, Al-Multazam ingin menegaskan bahwa dunia digital bukan ancaman, melainkan peluang besar untuk berdakwah secara cerdas, ramah, dan inspiratif. (ad)
