KUNINGAN (MASS) – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat STIKKU Cabang Kuningan mengadakan Masa Perkenalan Calon Kader (MAPERCA) dengan mengangkat tema “Perjalanan Kader HMI dari Aktivis Menjadi Politisi hingga Akademisi”. Pesertanya sebanyak 47 orang dari mahasiswa kebidanan, keperawatan dan kesehatan masyarakat STIKKU.
Acara yang dibuka langsung oleh Ketua Umum HMI Cabang Kuningan Arip Samsul Aripin itu dipusatkan di aula kampus STIKKU lantai tiga, baru-baru ini (5/10/2017). Syifa Zakiyah selaku ketua pelaksana penyelenggara menerangkan tujuan dari MAPERCA.
“Tujuannya untuk mengetahui motivasi dan orientasi pesertamasuk HMI, tertanamnya motivasi dan orientasi peserta masuk HMI yang positif, dan mengetahui minat dan bakat peserta,” sebut Syifa diamini Andi Irawan selaku ketua Komisariat STIKKU yang baru.
Menurut Anggi setiawan selaku kabid PTKP HMI Cabang sekaligus mahasiswa STIKKU menerangkan, MAPERCA ini diselenggarakan agar pengkaderan di kampus STIKKU tetap terjaga. Terlebih HMI di kampus STIKKU bukan hal baru, karena dari dulu mahasiswa STIKKU banyak yang masuk organisasi ekstra kampus tersebut.
“Kami Cabang mengapresiasi kegiatan ini. Perlu adinda ketahui bahwa HMI sewilayah Jabar saat ini telah melakukan kerja sama dengan Kejaksaan Tinggi Provinsi Jawa Barat yang mana kerja sama tersebut telah menghasilkan kesepakatan,” ungkap Arip Samsul, ketua HMI Cabang Kuningan dalam sambutannya.
Kesepakatannya antara lain, kader-kader HMI dapat memberi masukan dan saran mengenai kondisi penegakan dan pencegahan hukum. Kemudian, agenda penerangan dan penyuluhan hukum. Ketiga, semua perpustakaan kejaksaan bisa digunakan oleh kader HMI untuk membaca dan mencari referensi dari perpustakaan kejaksaan.
“Oleh karena itu kami menghimbau kepada seluruh kader HMI untuk terlibat aktif,” pinta Arip.
Sementara, Asep Sufyan Ramadhy selaku orang tua asuh HMI Komisariat STIKKU sekaligus sebagai Staff Ahli YPBHK mengajak mahasiswa baru STIKKU untuk mengembangkan diri lewat organisasi. Dikatakan, bagi yang berkeinginan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya lebih baik, kemampuan kepemimpinannya lebih terlatih, kemampuan manajerialnya lebih terasah, dan tentu saja wawasan keislamannya lebih berkembang, dapat menjadikan HMI sebagai wadah.
“Di organisasi inilah dulu saya berlatih itu semua. HMI menjadi kawah candradimuka bagi diri saya sehingga bisa menjadi seperti ini,” ujar Asep.
Sebagai Keynote Speaker di acara tersebut Asep menuturkan, dalam menghadapi masa depan yang lebih complicated, tidak menentu dan lebih kompetitif tentunya kader HMI ke depan harus bisa adaptif dengan tuntutan dan kebutuhan masa depan. Menjadi kader HMI saat ini, sambungnya, dituntut untuk futuristik dan visioner namun tetap di sisi lain harus memiliki basis pemahaman keagamaan yang holistis dan kuat.
Karena itu, wajib hukumnya setiap kader memiliki spirit literasi yang kuat, semangat berkolaborasi dan bersinergi, serta hidup berjejaring yang produktif. “Sebagai kader doktrin khayrunnaas ‘anfa’uhum linnaas harus senantiasa dipegang teguh agar sekecil apapun peran dan kontribusi kita dalam lingkup profesi masing-masing, namun tujuannya satu yaitu “aatinaa fiddunyaa hasanah wafil aakhirati hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar. Itulah mission statement kita yang sehari-hari kita panjatkan kehadirat Allah SWT,” serunya.
Rupanya, Prof. Dr. Hj.Dewi Lailatul Badriah,M.Kes.,AIFO sebagai Ketua YPBHK turut menyopport Maperca HMI Komisariat STIKKU. Lewat sambungan seluler, ia mengimbau agar gerak langkah kader HMI harus kembali pada tujuan dasar lahirnya HMI.
“Mahasiswa itu harus mengedepankan nilai-nilai sosial, nilai-nilai kebangsaan dan ke-HMI-an. Karena seorang kader HMI harus punya gaya berbeda dari yang lain, berupa militansi, mengakar, pejuang dan jangan sampai luntur karena perkembangan zaman,” pesannya. (deden)