KUNINGAN (MASS) – Warga Desa Rambatan, Kecamatan Ciniru, mengeluhkan kondisi jalan desa yang mengalami kerusakan parah dan belum tersentuh perbaikan selama bertahun-tahun. Jalan utama desa tersebut menjadi perhatian bagi aktivitas warga, terlebih saat musim hujan maupun kemarau.
Keluhan tersebut disampaikan oleh Roy Aldilah, salah seorang pemuda setempat, yang menyebut kondisi jalan rusak telah lama menjadi beban warga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Menurutnya, saat musim kemarau, warga harus bergelut dengan debu, sementara di musim hujan jalan berubah menjadi kubangan lumpur yang membahayakan.
“Di saat pemerintah daerah gencar meresmikan proyek-proyek dengan gemerlap panggung dan kamera, jalanan di Rambatan justru terus dibiarkan dalam kondisi menyedihkan. Apakah kami warga pelosok desa tidak dianggap bagian dari rakyat yang layak diperjuangkan infrastrukturnya? Di mana keadilan anggaran yang selalu diklaim berpihak kepada desa?,” ujarnya, Kamis (27/6/2025).
Ia menyayangkan belum adanya perhatian serius dari pemerintah daerah terhadap infrastruktur dasar di wilayah pelosok seperti Rambatan. Padahal, menurutnya, akses jalan menjadi faktor penting dalam menunjang kegiatan ekonomi, pendidikan, dan pelayanan publik.
“Warga sering terpaksa menempuh jalan alternatif yang lebih jauh. Padahal, jalur utama ini sangat vital. Kami butuh kejelasan, kemana anggaran infrastruktur desa dialokasikan?” tambahnya.
Roy berharap pemerintah segera turun tangan dan menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan yang merata, termasuk di wilayah terpencil.
“Kami tidak butuh janji manis yang hanya muncul menjelang pemilu. Kami menuntut tindakan nyata dan keberpihakan yang berkeadilan. Jalan desa bukan cuma soal aspal, ini soal harga diri warga pelosok yang terus dipinggirkan,” ungkapnya.
Roy sebagai pemuda desa Rambatan menyatakan bahwa masyarakat yang notabene berada di pelosok sudah cukup menjadi penonton dari kemajuan daerah.
“Sudah cukup kami dijadikan penonton dari kemajuan daerah. Kini saatnya suara desa didengar, jalan kami dibenahi, dan hak kami dipenuhi,” tegasnya.
Ia menuntut transparansi terkait anggaran tersebut. Ia mempertanyakan kemana alokasi anggaran infrastruktur untuk wilayah Ciniru? Mengapa bertahun-tahun jalan ini tidak tersentuh meski telah diajukan berkali-kali. (rizal/mgg)
