KUNINGAN (MASS) – Di tengah gencarnya pembentukan koperasi merah putih di seluruh desa se-Indonesia termasuk Kabupaten Kuningan. Hari Senin (26/5/2025) siang ini, Desa Maleber, Kecamatan Maleber juga tengah membentuk koperasi.
Namun sebelum pembentukan Koperasi Merah Putih. Pasalnya, di Desa Maleber sudah ada koperasi yang berdiri sejak lama, sebuah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) MJ – Maleber. Sayangnya, dalam minggu-minggu belakangan koperasi mengalami permasalahan.
Menggapi hal tersebut, Sekretaris Desa Maleber, Arifin, menegaskan bahwa apa yang terjadi dalam koperasi tersebut tidak ada kaitannya dengan desa. KSP tersebut hanya menyewa tanah hak milik desa.
“Secara kronologis tidak begitu tahu karena tidak ada kaitannya dengan desa. Koperasi berdiri sendiri (mandiri) cuma kalau tanah itu tanah desa. Jadi KSP nyewa tanah kas desa,” ujarnya, Senin (26/5/2025).
Kara Arifin, KSP itu sebelumnya bernama Koperasi Unit Desa (KUD) dan bergerak untuk membantu masyarakat terhadap kesediaan pupuk untuk petani. KUD juga berdiri sekitar tahun 1980, dan dengan berjalannya waktu dan pergantian pengurus koperasi akhirnya berganti menjadi Koperasi Simpan Pinjam.
“Kalau nggak salah itu meneruskan Koperasi Unit Desa. Untuk perubahan tidak tahu ya itu kapan, sudah lama juga koperasi berdiri,” katanya.
Baca: https://kuninganmass.com/sulit-ambil-uang-padahal-mau-lebaran-warga-maleber-kecewa-ke-kosipa/
Sulit Ambil Uang Padahal Mau Lebaran, Warga Maleber Kecewa ke Kosipa
Ia menjelaskan bahwa saat kemarin terjadi demo di KSP itu dari seluruh nasabah terutama nasabah yang menyimpan uangnya di koperasi. Nasabah yang melakukan aksi itu berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Kuningan.
“Kemarin yang demo itu kebanyakan dari nasabah dari semua desa dari Kecamatan lain juga ada antaranya dari Patala Cilebak dari Darma juga ada karena nasabahnya sudah banyak ya terutama yang nyimpan, yang pinjam juga kemungkinan banyak dari mana-mana. Karena kan KSP Maleber sebagai pusat ada juga cabangnya kan ada di Sidaraja,” ucapnya.
Secara detail, Arifin mengaku tidak paham keseluruhan permasalahannya. Tapi dari cerita kenalannya yang menyimpan uang di koperasi tersebut, persoalan terjadi saat nasabah ingin diambil simpanannya, namun tak kunjung diberikan oleh pihak koperasi, nasabah pun bertanya-tanya. Hal itu kemudian diketahui oleh nasabah lain, akhirnya menular, para nasabah datang meminta haknya.
“Tapi (informasi) dari nasabah, teman saya dari dusun Wage dia butuh uang, kemudian dia kan ada simpanan sekitar 70 juta. Dia ke sana dengan anaknya, karena (simpananannya) atas nama anaknya. Namun jawabannya dari KSP, bilangnya ngambilnya besok lagi, tapi tetap tidak ada. Akhirnya dari tetangga desa juga mau ngambil untuk kebutuhan sesuatu sama juga tidak ada jadi akhirnya yang punya simpanan di sana pada datang,” paparnya.
Arifin menyarankan, karena memang koperasi tersebut sudah lama berdiri, harus benar-benar diaudit kaitan dengan keuangannya baik simpanan maupun pinjaman.
“Simpanan berapa miliar karena udah miliaran, kemudian yang di luar yang pinjam itu ada berapa, karena itu harus benar-benar di audit,” pesannya.
Dari pemerintah sendiri, melalui Dinas Koperasi UMKM Perdagangan dan Perindustrian Kuningan menjadwalkan pertemuan antara pihak koperasi dan juga nasabah pada 28 Mei mendatang. Diskopdagperin akan bertindak sebagai mediator.
Aksi warga sendiri bukan yang pertama kali. Dalam moment sebelumnya, pihak KSP Mekarjaya Maleber menunjukkan itikad baik untuk membereskan persoalan dengan nasabah. Pihak KSP, di kesempatan sebelumnya, mengatakan pihaknya tengah mengusahakan dengan beberapa cara. (rzl/mgg)
