Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Uncategorized

Beginilah Keseruan Pacuan Kuda Tradisional ke 10 di Kota Kuda

KUNINGAN (MASS) – Bulan September merupakan bulan pesta bagi warga Kuningan. Betapa tidak hampir sebulan penuh digelar berbagai kegiatan pertunjukan mulai dari seni tradisi hingga olahraga tradisional berupa pacuan kuda.

Untuk kegiatan pacuan kuda tradisional digelar pada Minggu (17/9/2017) di lapangan Pacuan Kuda Jalan Soekarno Kelurahan Cigugur Kecamataan Cigugur. Total ada 100 peserta yang ambil bagian dalam pacuaan ini.

Para joki merupakan kusir delman yang selama ini mangkal di berbegai titik di kota kuda. Layakanya joki profesional mereka menggunkan sepatu dan pelindungan kepala.

Pada tahun ini merupakan tahun ke 10 digelar pacuan kuda tradisional. Mereka bertanding di enam kelas yaitu kelas A hingga E yang dibedakan berdasarkan bobotnya dan ditambah lagi satu kelas Derby.

Sistem lomba yang diterapkan adalah sistem gugur, dimana setiap putaran lomba akan mengambil satu juaranya. Selanjutnya   diadu di babak final untuk mencari empat juara dari masing-masing kelas.

Sorak sorai penonton meramaikan lomba pacuan ini. Tidak sedikit gelak tawa pun keluar dari mulut penonton ketika melihat kuda yang tiba-tiba berbelok ke pingggir lapang. Tidak sedikit juga yang histeris ketika sang joki terjatuh.

Ada pemandangan menarik ketika jokinya terjatuh tapi kudanya terus berlari hingga beres tiga putaran. Kuda itu finis diurutan pertama tapi tidak dihitung karena sang joki ‘juntai’ terlebih dahulu.

Tampak Bupati H Acep Purnama MH terhibur. Begitu juga para pejabat Kuningan dan juga forum komunikasi pimpinan daerah seperti Dandim Arief Hidayat  dan Kapolres Kuningan Yuldi Yusman.

Para pemenang lomba selain mendapatkan uang pembinaan juga mendapatkan tropi. Bagi mereka selain uji ketangkasan, kegiatan ini juga merupakan ajang hiburan disela-sela mencari nafkah.

“Setiap hari saya narik dokar (delam-red) namun ketika mengikuti lomba ini diperlukan latihan dulu dan hasilnya Alhamdullilah juara,” ucap salah seorang peserta.

Bupati H Acep Purnama tampak serius menonton pacuan kuda tradsiional.

Sementara Jeki joki asal Kecamatan Kuningan  mengaku, tidak beruntung dalam lomba tahun ini. Ia jatuh dilintas dan kudanya tidak melanjukan perlombaan.

“Bagi saya tidak penting jaura yang terpenting bisa ambil bagian  untuk menghibur warga,” ucapnya.

Dari pantauan kuninganmass.com penonton yang ikut ikut hadir tidak hanya didominasi warga Kuningan. Tapi, juga banyak dari luar kota. Sebagai bukti Andrean  yang mengaku dari Kota Jakarta. Begitu juga Aris yang mengaku dari Bandung.

“Kebetulan main ke saudara terus diajakan ke sini. Seru rasanya. Meski berdebu dan panas tapi acara ini sangat seru,” jelas Aris.

Bupati Kuningan H Acep Purnama yang membuka perlombaan mengatakan, di Kuningan kuda sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Mulai dari delman yang menjadi angkutan khas Kuningan atau sebagai sarana hiburan.

“Ada istilah leutik-leutik kuda Kuningan, ini tumbuh dalam semangat dalam aktivitas kehidupan masyarakat Kuningan dan telah mengantarkan berbagai sukses sebagian masyarakat kabupaten Kuningan di dalam daerah maupun luar daerah atau perantauan,” bebernya.

Memasuki tahun ke-10 Pacuan Kuda Tradisional berbeda dengan Pacuan Kuda Profesional. Kuda yang dikutsertakan dalam adu ketangkasan ini tak dilatih khusus, karena merupakan kuda-kuda delman yang biasa digunakan untuk mengangkut penumpang.

“Dengan kelengkapan seadanya, justru ini menjadi keunikan tersendiri untuk mengangkat ketradisionalan Pacuan Kuda. Ke depan Pacuan Kuda Tradisional diharapkan menjadi ciri khas daerah Kabupaten Kuningan dalam mendongkrak kunjungan wisatawan,” harap Acep.(agus)

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement