KUNINGAN (MASS) – Pondok Pesantren Husnul Khotimah kembali menggelar Dauroh Murobbi, sebuah program pembinaan khusus yang dirancang untuk memperkuat peran para murobbi dalam mencetak kader da’i berkualitas.
Dengan tema “Majelis Halaqoh yang Berkah Membentuk Santri Rabbani”, kegiatan ini bertujuan untuk membekali para murobbi dengan wawasan keilmuan (tsaqofah) dan keterampilan mendalam.
Harapannya, para murobbi dapat mencetak generasi santri yang faqih, ‘alim, bashir bis siyasah, bashir bit tadbir, serta mampu mengelola urusan umat dengan membawa kemaslahatan baik untuk dunia maupun akhirat.
Acara dimulai pukul 07.00 pagi dengan registrasi peserta, dilanjutkan pembukaan yang diawali dengan tilawah Al-Qur’an. Setelah itu, K.H. Fauzi M. Ali, Lc., Gr., selaku Mudir PHK 2, menyampaikan sambutan dan arahan kepada para peserta.
Sesi inti acara diisi oleh Ust. Dzulkarnain Umar, M.Si., yang memaparkan materi tentang strategi membangun halaqoh yang penuh keberkahan, sekaligus cara membentuk karakter santri Rabbani.
Selain itu, Ust. Dzulkarnain juga menyinggung pentingnya para murobbi menemukan “why” dalam menjalankan perannya. Dengan mengacu pada Golden Circle yang dikembangkan oleh Simon Sinek, ia menjelaskan bahwa seorang murobbi harus bertanya pada dirinya sendiri, “Why?” untuk menemukan tujuan mendalam dari tugasnya.
Ketika seorang murobbi sudah memahami “why”-nya, maka ia akan menjadi pembimbing yang handal, dan kata-katanya mampu membekas di hati serta memberikan atsar (kesan mendalam) dalam jiwa santri yang ia bina.
Dalam sesi tersebut, Ust. Dzulkarnain juga mengisahkan sebuah cerita inspiratif dari zaman Nabi Muhammad SAW, ketika sahabat Abdullah bin Umar RA mengadakan halaqoh bersama anak-anak muda (yang bisa kita sebut sebagai Gen Z pada masa itu) di sekitar Rukun Yamani, Ka’bah. Dalam halaqoh tersebut, Abdullah bin Umar bertanya kepada mereka, “Apa tumuhat (obsesi) kalian saat ini?”
Salah seorang pemuda berdiri, memegang Rukun Yamani, lalu berdoa, “Janganlah Engkau matikan aku sebelum aku menjadi penguasa negeri Hijaz.” Pemuda berikutnya kemudian berdoa, “Janganlah Engkau matikan aku sebelum aku menjadi penguasa Irak dan menikah dengan Sukinah binti Husein.”
Pemuda lainnya juga berdiri dan memohon kepada Allah, “Aku mohon kepada-Mu, janganlah Engkau matikan aku sehingga Engkau anugerahkan aku kekuasaan atas bumi timur dan barat.”
Kisah ini menjadi luar biasa karena semua doa mereka terkabul, menunjukkan kekuatan doa yang tulus dan penuh harapan dalam halaqoh yang diberkahi.
Tidak hanya menyampaikan teori dan strategi, kisah-kisah seperti ini menjadi penguat semangat para murobbi agar mampu menginspirasi dan membimbing santri dengan visi besar yang selaras dengan nilai-nilai Islam.
Selain sesi materi, Dauroh Murobbi juga menjadi momen penting untuk memperkuat ukhuwah di antara para murobbi, berbagi pengalaman, dan saling menggali inspirasi. Acara ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dan pengumuman penting, menandai berakhirnya majelis ilmu yang penuh keberkahan.
Ust. Fauzi M. Ali, Lc. selaku Mudir HK2, pada kesempatan tersebut berharap Dauroh Murobbi ini mampu meningkatkan peran strategis para murobbi dalam mendidik santri Pondok Pesantren Husnul Khotimah.
“Para santri diharapkan tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki jiwa Islami dan berorientasi pada ridha Allah SWT,” ujarnya. (deden)