KUNINGAN (MASS) – Setiap 22 Desember diperingati sebagai hari ibu (wanita). Islam agama yang sempurna telah mengatur segala hal, termasuk dalam memerlakukan kaum wanita.
Meski kita mengetahui, wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Namun Islam tidak pernah menyatakan derajat wanita berada di bawah laki-laki. Hal ini menunjukkan, Islam sangat menghargai dan memuliakan kaum wanita.
Maka itu, wajar jika wanita itu selalu berada di hati pencintanya. Dan, dua wanita yang selalu berada di hati pencintanya itu adalah ibu dan istri.
Sejarah mencatat, banyak orang hebat yang lahir dari ibu yang juga hebat. Tidak pernah ada cacat pada peran keibuan. Tak pernah ada cela pada predikat seorang ibu. Seseorang tidak akan bisa menjadi hebat tanpa sentuhan dari seorang ibu. Maka itu, tidak berlebihan jika ada ungkapan al-Jannatu tahta aqdami al-ummahat (surga berada di bawah telapak kaki ibu).
Kedudukan seorang ibu itu lebih mulia daripada ayah. Seorang sahabat bertanya perihal orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik, “Wahai Rasulullah siapakah di antara manusia yang paling berhak untuk aku berbuat baik kepadanya? Rasul SAW menjawab: ‘Ibumu’, lalu siapa? ‘Ibumu’, jawab beliau. Kembali orang itu bertanya, kemudian siapa? ‘Ibumu’, kemudian siapa, tanya orang itu lagi, ‘kemudian ayahmu’ jawab beliau.” (HR Bukhari dan Muslim).
Berkaitan wanita sebagai istri, kita teringat akan peran besar sosok istri Nabi SAW, Khadijah binti Khuwailid bin As’ad bin Abd Al-Uzza. Ia tidak bisa dilupakan. Ia turut berperan besar dalam kesuksesan dakwah Nabi SAW. Tak hanya itu, seluruh hidupnya diberikan untuk mendukung dan membela dakwah Nabi SAW bersama para sahabatnya.
Nabi SAW pernah bersabda, “Allah tidak menggantikan untukku wanita yang lebih baik darinya. Dia beriman kepadaku saat orang lain ingkar kepadaku, dia memercayaiku saat orang lain mendustakanku, dia menolongku dengan hartanya saat orang lain tidak ada yang menolongku, dan Allah telah mengaruniakan kepadaku putra (dari hasil perkawinan dengannya) sedang perempuan-perempuan lain tidak.”
Keistimewaan Khadijah pun diakui Allah SWT. Abu Hurairah RA menyatakan, Jibril datang kepada Nabi seraya berkata, “Wahai Rasulullah, Khadijah sedang berjalan kemari. Dia membawa wadah yang berisi kuah, makanan atau minuman. Jika dia sampai kepadamu maka katakanlah bahwa Tuhannya dan aku menyampaikan salam kepadanya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepadanya bahwa dia mendapat sebuah rumah di dalam surga.” (Muttafaq ‘alaih).
Jika demikian, tidak ada alasan untuk tidak memuliakan dan menghormati dua wanita, yaitu ibu dan istri. Melalui ibu, seseorang lahir ke dunia ini; dan dengan istri, anak-anak dan rumah tangga terurus dan tertata dengan baik.
Semoga Allah membimbing kita kaum laki-laki agar dapat memuliakan dan menghormati ibu dan istri, serta membimbing kaum wanita agar dapat memerankan diri sebagai ibu bagi anak-anak dan istri bagi suami sehingga layak untuk dimuliakan. Aamin.
Imam Nur Suharno