KUNINGAN (MASS) – Kajian beda buku kembali digelar oleh mahasiswa Kuningan yang tergabung dalam organisasi IMK (Ikatan Mahasiswa Kuningan) Wilayah Cirebon. Teranyar kajian beda buku dilakukan pada salah satu karya tulis yang cukup populer di Indonesia, “Filosofi Teras” karyanya Henry Manampiring.
Kajian sendiri dilakukan mahasiswa IMK Cirebon di perpustakaan sekertariatnya mahasiswa Kuningan lt 2, pada Kamis (21/11/2024) malam kemarin.
Dalam acara tersebut, dihadirkan 3 pemantik diskusi mulai dari ketua angkatan IMK tahun 2021 Muh. Ragil Ar-Raqiib, anggota IMK Muhammad Nasrudin Nur Hasan dan anggota IMK Muhammad Ridwan.
Bedah buku sendiri dihadiri oleh pengurus dan anggota IMK serta mahasiswa lain dari berbagai kampus di Cirebon . Dengan diskusi yang seru dan banyak pertanyaan yang ditanyakan oleh forum, membuat kajian bedah buku menjadi lebih bermakna dan sukses.
“Filosofi Teras karya Hanry Manampiring beranjak dan bertolak dari problem penulis yang kerap kali dalam kehidupannya sering berfikir berlebihan (over thinking). Yang implikasinya menimbulkan gejala keresahan, kekhawatiran, dan tidak merasa tenang akan hidupnya. Dari problem tersebutlah buku ini hadir dalam rangka menjawab masalah tersebut,” papar pemantik, Ragil Ar Raqiib.
Secara keseluruhan, lanjutnya, buku ini banyak mengambil pemikiran filsafat Yunani yakni pada aliran filsafat stoikism. Yang pada salah satu prinsipnya ada yang dinamakan dikotomi kendali, yakni sebuah usaha untuk memfokuskan terhadap hal-hal yang berada dalam kendali kita dan tidak terikat dengan sesuatu diluar kendali diri. Contohnya seperti pandangan dan komentar negatif orang lain yang kerap menyertai terhadap perbuatan baik yang kita lakukan.
“Dalam rangka mencapai pengendalian, pokok utama yang harus dimiliki ialah mengetahui diri sendiri dengan cara melihat situasi dan kondisi diri yang bertolak dari pandangan empiris atas realitas masalah,” imbuhnya.
Di pembahasan-pembahasan terakhirnya, kata Raqiib, Henry Manampiring mengajak para pembaca khususnya orang dewasa untuk memulai mengajarkan ajaran filsafat stoikism pada anak dalam rangka mendewasakan dan membina pikiran anak sejak awal, yang outputnya diharapkan anak akan lebih bijak dalam memilih dan bertindak untuk masa depannya. (eki)