KUNINGAN (MASS) – Di era digital yang modern ini, Generasi Z yang tumbuh dengan kemajuan teknologi dan akses informasi tanpa batas mulai mengambil peran penting dalam dakwah Islam. Namun, cara mereka berdakwah memiliki karakteristik yang sangat unik dalam menjalankan peran dakwah mereka. Di zaman serba digital ini mereka memiliki akses yang luas terhadap informasi dan teknologi, serta kemudahan untuk menyebarkan pesan melalui berbagai platform online. Di sisi lain, terdapat juga tantangan yang perlu mereka hadapi saat mencoba berdakwah melalui metode tradisional seperti majelis taklim.
Salah satu tantangan utama bagi Gen Z dalam berdakwah adalah daya tarik media sosial dan konten digital lainnya. Kehadiran media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube memang menawarkan peluang besar untuk menyebarkan dakwah. Namun, sifat media tersebut yang cenderung menyuguhkan konten singkat dan menarik secara visual membuat majelis taklim yang lebih mendalam dan membutuhkan perhatian jangka panjang menjadi kurang diminati oleh sebagian besar anak muda karena seringkali beranggapan bahwa Majelis taklim itu identik dengan orang tua atau kelompok ibu-ibu.
Selain itu, Gen Z juga menghadapi kesulitan dalam mempertahankan esensi majelis taklim yang biasanya berbentuk pengajian tatap muka. Dalam dakwah, kehadiran dan interaksi fisik adalah komponen yang tak ternilai. Namun, di era di mana segala sesuatu mulai beralih ke digital, penting bagi generasi ini untuk menemukan cara agar majelis taklim tetap dapat memberikan nuansa personal, meski melalui layar.
Meskipun menghadapi tantangan, Gen Z sebenarnya memiliki peluang yang besar untuk berinovasi dalam dakwah melalui majelis taklim. Dengan kemampuan mereka dalam memahami teknologi, mereka dapat membuat majelis taklim menjadi lebih menarik dan relevan bagi sesama anak muda. Penggunaan media digital seperti video pendek, infografis, hingga diskusi interaktif online bisa menjadi cara kreatif untuk menyajikan materi dakwah yang ringan namun tetap mendalam.
Lebih dari itu, majelis taklim digital memberikan kesempatan bagi Gen Z untuk merangkul audiens yang lebih luas tanpa terbatas pada ruang fisik. Mereka dapat mengadakan kajian atau diskusi secara virtual yang bisa diikuti oleh peserta dari berbagai daerah, bahkan negara. Dengan cara ini, pesan agama dapat menjangkau lebih banyak orang, sekaligus memperluas jejaring dakwah mereka.
Di tengah kemajuan teknologi, penting bagi Gen Z untuk tetap mempertahankan nilai-nilai keaslian dalam berdakwah melalui majelis taklim. Pesan-pesan agama yang mereka sampaikan harus tetap berpijak pada ajaran yang benar dan tidak kehilangan kedalaman hanya karena ingin menarik perhatian di media sosial. Mereka harus selalu ingat bahwa dakwah adalah tentang menyebarkan kebaikan dan ilmu yang bermanfaat.
Generasi Z bisa menjadi pelopor dalam menciptakan majelis taklim yang modern, interaktif, dan relevan tanpa kehilangan esensinya. Mereka bisa menginspirasi dengan menghadirkan dakwah yang meng-edukasi, sekaligus menciptakan ruang untuk berdiskusi dan saling berbagi nilai-nilai positif.
Dakwah Gen Z melalui majelis taklim di era digital merupakan tantangan dan peluang yang penuh potensi. Dengan pendekatan yang tepat, mereka dapat menghadirkan majelis taklim yang relevan dengan zaman namun tetap mengakar pada nilai-nilai Islam. Generasi ini memiliki kesempatan besar untuk membuat dakwah yang lebih inklusif dan menjangkau masyarakat luas.
Oleh: Siti Murtisah – Mahasiswi STISHK Kuningan