KUNINGAN (MASS) – Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Kuningan mengutuk keras tindakan kekerasan dan persekusi yang menimpa salah satu Kiai NU dan satu anggota Banser asal Bekasi, di Rengasdengklok, Karawang, pada Sabtu (10/08/24) lalu.
Hal ini disampaikan Rasdi, Ketua GP Ansor Kabupaten Kuningan. Bahwa Polres Karawang lambat dalam menangani kasus tersebut. Hingga saat ini para pelaku belum ada yang ditangkap.
āKami PC GP Ansor Kabupaten Kuningan mengutuk keras tindakan kekerasan yang menimpa seorang ulama dan anggota Banser,ā ujar Rasdi Ketua PC GP Ansor Kabupaten Kuningan, Sabtu (17/08/24).
Menurutnya, kekerasan tersebut merupakan tindak kejahatan dan bentuk pelecehan kepada sosok ulama.
āKami tidak terima jika para ulama menjadi sasaran kekerasan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab apapun motifnya. Kami menyayangkan Polres karawang sudah lebih dari 3 x 24 jam, belum juga menetapkan tersangka pelaku kekerasan, padahal sudah banyak video yg teraebar di media sosial dari wajah pelaku jelas yang melakukan penganiayaan dan persekusi,ā ungkap Rasdi.
Pihaknya mendesak Polres Karawang segera menangkap pelakunya. Rasdi menilai, jika penanganan kasus ini terlalu berlarut-larut ini akan jadi citra buruk terhadap hukum dan mencoreng nama kepolisian.
āKami percaya kepolisian akan bertindak cepat. Karena, kalau tidak ditindak nanti akan menjadi citra buruk bagi penegakan hukum di indonesia dan kepolisian yang sudah bagus akan tercoreng,ā terangnya.
Dalam peristiwa tersebut, satu unit kendaraan yang dinaiki sejumlah Kiai NU dipersekusi oleh massa tak dikenal di Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang pada Sabtu, 10 Agustus 2024 malam. Insiden itu mengakibatkan satu mobil Pajero Sport B 1870 FLS rusak serta satu orang santri dan anggota Banser NU mengalami luka lebam. (riyan)