KUNINGAN (MASS) – Ditengah hangatnya kontestasi pilkada, semua orang berlari-lari ke arah yang sama. Terfokuskan dengan dinamika banyaknya Bacalon bupati yang berangan memajukan Kabupaten Kuningan. Merasa mampu untuk menangani segala problematika yang terjadi, dengan ide gagasan yang mereka punya, semua Bacalon bupati percaya diri mampu mengatasi semua persoalan yang ada.
Kabupaten Kuningan dengan luas 1.195,71 Km², diantaranya ada berbagai komoditas mata pencaharian masyarakat setempat. Salah satunya di bidang pertanian sawah/padi, luas sawah menurut jenis pengairan di kabupaten Kuningan, ada sekitar 19.622 Ha untuk pengairan Irigasi dan 8.323 Ha untuk pengairan non irigasi. Menurut data BPS, hasil panen pertanian sawah ada penurunan dari tiga tahun belakangan ini. Tahun 2021 hasil panen pertanian sawah mencapai 370.290 Ton dan terakhir di tahun 2022 hanya mencapai 297.548 Ton.
Pembelian hasil panen padi yang sangat murah oleh para tengkulak, mahalnya harga pupuk, terbatasnya subsidi pupuk, adanya pembagian benih gratis yang mengharuskan adanya uang penebusan serta masih banyak berbagai permasalahan yang dirasakan oleh para petani. Hal ini merupakan suatu PR bagi kita semua terutama pemimpin yang akan terpilih nanti di pilkada 2024.
Persoalan yang sangat menarik hari ini yaitu maraknya terjadi KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), bukan hanya di tatanan atas saja, di tatanan bawah pun sama. Pembagian benih padi khususnya di berbagai desa yang ada di kabupaten Kuningan terdapat beberapa kecurigaan.
Dalam pelaksanaannya, para petani diminta sejumlah uang tebusan untuk benih padi dengan berbagai nominal yang variatif. Nominal tersebut ada yang 15.000 sampai 25.000 per karung benih padi. Program pembagian benih padi dari Kementan bertujuan untuk memangkas biaya produksi. Kendati di lapangan masih ada uang tebusan tersebut.
Selanjutnya, bagaimana rencana untuk mewujudkan swasembada 2-3 tahun kedepan. Dengan segala problematika yang terjadi hari ini, apakah akan terealisasi dengan baik? Jangan sekali-kali alihkan perhatian dengan menjawab persoalan ini dengan Impor beras atau yang lainya!
Penulis: Muhamad Chaerul Rahman, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Aktivis pertanian Kuningan Utara