KUNINGAN (Mass) – Puluhan massa yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Kuningan Sadar dan Peduli, Senin (14/8), mendatangi gedung DPRD Kuningan. Mereka mencoba menyampaikan jeritan masyarakat kaitan dengan tarif listrik, gas elpiji dan biaya pendidikan yang konon gratis.
Penyampaian aspirasi yang dilaksanakan di ruang sidang utama itu diterima para pimpinan fraksi. Baik dari PDIP, Nuzul Rachdy SE, dari Golkar Saw Tresna Septiani SH, dari Gerindra H Dede Ismail SIP, dari PAN Yudi Moh Rodi SE dan dari PKS Dede Sudrajat.
“Persoalan tarif listrik, kelangkaan gas berikut selisih harga yang jauh, kemudian pendidikan yang tetap ada biaya padahal katanya gratis, ini sangat dirasakan masyarakat di bawah. Dewan harus bisa melihat ini sebagai permasalahan yang ditindaklanjuti serius,” kata salah satu dari massa, Yuyu Kahfiyudin.
Ia meminta agar dewan tidak hanya bicara sistem, melainkan pengawasan. Sistem yang dianggap bagus, tanpa pengawasan yang baik, maka masyarakat tidak akan merasakannya. Anggota dewan yang kini sudah duduk di kursi empuk, menurut Yuyu, mesti bisa berbuat untuk kepentingan rakyat.
“Terlebih sudah disumpah, jangan mengingkari. Jangan justru asyik mengurusi kepentingan pribadinya. Kenyataan di lapangan masih ada kekurangan-kekurangan mesti sistemnya dianggap bagus,” ucapnya.
HUT RI ke 72, diharapkan olehnya jadi angin segar bagi masyarakat. Yuyu meminta agar para anggota dewan bekerja setulus hati untuk rakyat. Berpedoman pada Pancasila mulai dari sila Ketuhanan sampai keadilan sosial.
“Seperti pendidikan juga, masyarakat tahunya gratis. Tapi faktanya ada pungutan-pungutan dengan bahasa paguyuban atau apa, sehingga ujung-ujungnya ortu murid dipinta untuk andil,” ungkapnya.
Mungkin, imbuh dia, itu hanya misskomunikasi saja. Tapi tentu membutuhkan sosialisasi yang lebih menyasar kepada masyarakat. Dengan begitu masyarakat tdak salah menanggapi. Biaya apa saja yang digratiskan dan dibebankan. Buktinya, pakaian seragam dibebankan. (deden)