KUNINGAN (MASS) – Seiring dengan pesat nya kemajuan teknologi dan informasi tentunya di sertai dengan dampak yang di timbulkan, Pesat nya akselerasi Globalisasi merupakan salah satu dampak yang terjadi akibat pesat nya teknologi dan informasi.
Globalisasi adalah suatu proses menempatkan masyarakat dunia dapat menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubung dalam semua aspek kehidupan, baik dalam ekonomi, politik, budaya teknologi maupun lingkungan. Pengertian lain dari globalisasi bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, gaya hidup, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita (barker 2004:76).
Seiring dengan pesat nya globalisasi pada saat sekarang ini kita dihadapkan pada suatu penomena dimana globalisasi memberikan dampak buruk diakibatkan ke tidak bijaksanaan nya dalam menggunakan teknologi dan informasi.
Dampak buruk dari globalisasi sering kita temukan di kehidupan kita sehari hari terkhusus pada remaja. Seperti mudah tersulut emosi, mudah marah, malas belajar, kurang bersosialisasi dan lebih sibuk dengan gadgetnya seperti main game online, tiktok, instagram dan media media hiburan lainnya.
Tidak hanya itu, dampak buruk globalisasi menjalar kesemua aspek termasuk budaya, gaya hidup dan lingkungan pergaulan, dimana hari ini kita hampir setiap hari dihebohkan dengah tingakah-tingkah remaja yang di luar norma-norma agama dan negara dengan kasus kasus kekerasannya, tawuran, pelecehan seksual, sex bebas, narkoba dan juga yang terbaru akhir-akhir ini yaitu kasus bullying yang sering terjadi disekolah sekolah.
Kemen-PPPA sendiri mencatat bahwa dalam periode 1 januari – 27 september 2023 terdapat 19.593 lebih kasus kekerasan, yang mana mayoritasnya terjadi dalam rentang usia remaja.
Dalam keagamaan sendiri adanya globalisasi justru banyak membawa keburukan dalam sikap keagamaan remaja, Globalisasi menjadi salah satu penyebab lunturnya sikap keagamaan pada remaja. Terbukti dengan tidak banyak terlibatnya remaja pada kegiatan-kegiatan keagamaan di lingkungannya seperti pengajian, kegiatan remaja mesjid dan kegiatan keagamaan lainnya.
Remaja hari ini cenderung malu dan malas untuk mengikuti kegiatan kegiatan keagamaan dilingkungannya, dan menyibukan diri dengan gadgetnya saja. Tidak hanya dari sosial keagamaan nya saja melainkan dari gaya hidup, salah satu nya gaya berpakaian dan pacaran yang sudah jauh melenceng terhadap syariat islam karena terkontaminasi gaya hidup ala barat.
Fenomena inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh kaum kaum pembenci islam untuk menjauhkan umat islam dari nilai nilai keislamannya sendiri, tentunya remaja sebagai generasi penerus islam menjadi sasaran utamanya. Dan hal ini ternyata sudah Allah SWT wanti wantikan dalam penggalan firmannya Qs al-baqarah : 120.
وَلَنۡ تَرۡضٰى عَنۡكَ الۡيَهُوۡدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمۡ
Terjemahan: “ Dan orang orang yahudi tidak akan ridho kepadamu (muhammad) Sebelum engkau mengikuti millah ( agama, kebiasaan, gaya hidup) mereka”.
Dengan fenomena sekarang semestinya kita selaku remaja sadar akan tugas dan tanggung jawab kita selaku remaja, dimana remaja sebagai agent of change harus mampu membawa perubahan yang baik untuk dirinya maupun orang lain.
Dengan deras nya teknologi dan globalisasi remaja seharusnya faham betul dalam menggunakan dan memanfaatkannya dengan bijak. Dimana globalisasi seharusnya menjadi sarana dan alat untuk terus berkembang menambah ilmu dan wawasan keagamaan serta tidak menjadi penghambat dalam bersosialisasi mengikuti kegiatan kegiatan keagamaan di lingkungannya.
Tentunya untuk mewujudkan hal tersebut selain dari diri sendiri perlu juga dukungan dari beberapa aspek eksternal seperti keluarga, sekolah, lingkungan bahkan juga aparat pemerintahan setempat. Ketika pribadinya sudah baik maka keluarga, lingkungan dan sekolah yang baik akan mengikuti.
Agar terawat nilai-nilai keagamaan nya seyogyanya remaja disibukan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan di lingkungannya baik disekolah maupun lingkungan dimana dia tinggal. sehingga disinilah peran dari sekolah dan pemerintahan setempat dalam memberikan wadah dan jalan.
Penulis: Gias Rahman Bahirudin, Mahasiswa Universitas Al Ihya Kuningan