KUNINGAN (Mass) – Meski mutasi sudah beres dilaksanakan nada-nada kecewa dari para pejabat yang terkena mutasi dan juga yang menjadi penonton terus bermunculan. Mereka menginginkan dalam setiap mutasi jangan mementingkan faktor kedekatan dan uang tapi faktor senioritas perlu diperhatikan.
“Mutasi di Kuningan dari dulu hingga sekarang ada yang namanya pejabat MSI alias Mutasi Selalu Ikut. Tiap mutasi selalu ikut dan terus naik. Sedangkan yang lain hanya bisa bengong,” ucap salah seorang pejabat kepada kuninganmass.com, Jumat sore.
Ia berharap bupati dan juga Baperjaket harus memperhatikan para pejabat senior yang dari dulu ngedog. Seharusnya para pejabat senior baik yang Eselon III ataupun IV promosikan seperti yang lain.
“Terkadang saya melihatnya miris. Kalau mau main uang semuanya juga punya uang. Berikan kesempatan yang sama. Jangan karena faktor kedekatan anak kemarin sore sudah menjadi kabid dan kadis atau kaban,” tandasnya lagi.
Ia juga mengkritisi ada beberapa pejabat yang basiknya guru, harusnya dikembalikan ke guru. Apalagi jumlah guru di Kuningan masih kurang.
Pejabat yang enggan identiastnya disebutkan ini berharap keluhan ini didengar, sehingga ketika melakukan mutasi bupati banyak pertimbang tidak hanya sekedar dekat dan uang.
Dari pantauan kuninganmass.com memang banyak pejabat yang tadinya merupakan penggawai tidak tetap. Mereka diangkat menjadi PNS secara besar-besaran ketika zaman Bupati Aang menjabat kali kedua.
Sangat wajar banyak pejabat senior yang kecewa. Disaat mereka mengatahui ketika masih sebgai pegawai kontrak daerah sekarang jabatannya sama bahkan ada yang melebihi.
Sementara itu, Bupati Acep Purnama mengatakan, dalam mengangkat pejabat tidak asal. Namun berdasarkan pertimbangan berbagai faktor.
“Keputusan manusia itu tidak ada yang sempurna. Kalau kita mau saling berintropeksi, hayulah itu lebih baik. Bukankah kita dulu sebagai PNS kita berkomitmen untuk mengabdi,” ujar Acep seolah bertanya.
Diterangkan, pada saat kita mengabdi tentu kita ada atasan, ada penilaian dan evaluasi dan disitulah terlihat. Semuanya tidak jelek hasil penilaian.
“Pada saat yang bersangkutan kita tempatkan dijabatan tertentu atau pun dijabatan baru saya berharap ia pun berprestasi dijabatan baru. Apa sih yang menjadi persolan kalau orentasi masih asa diteunteungan kitu. Aduh itu bukan jiwa seorang PNS, bukan jiwa soerang sajati,” tandas Acep. . (agus)