Djoeminta merupakan Robin Hood dari Ciamis yang namanya sangat mencuri perhatian publik di era 1920-an. Masyarakat Ciamis sudah sangat familiar dengan nama tersebut karena terkenal sebagai perampok harta pejabat untuk ia salurkan ke rakyat jelata. Namanya juga terpampang jelas dalam sejarah kolonial Belanda.
Kisah Robin Hood dari Ciamis
Melansir dari harapanrakyat.com, Djoeminta begitu terkenal karena memiliki perilaku seperti Robin Hood. Sebagaimana yang kita tahu bahwa tokoh Robin Hood seringkali merampas harta dari pejabat tinggi yang dzalim kepada rakyat jelata.
Harta tersebut tidak lain untuk menyejahterakan rakyat. Robin Hood membagi-bagikannya demi kepentingan masyarakat luas.
Begitu pula dengan Djoeminta. Pejabat-pejabat tinggi dalam kolonial Belanda jadi sasarannya. Ia merampas harta kekayaan pejabat yang bersikap tidak baik dengan masyarakat.
Nantinya harta tersebut juga ia salurkan ke masyarakat luas. Khususnya rakyat-rakyat kecil yang senantiasa berhadapan dengan berbagai masalah perekonomian.
Bahkan di masyarakat Ciamis sendiri kerap terjadi masalah busung lapar, tidak memiliki rumah, hingga tewas karena kelaparan. Karena upayanya yang tidak pernah berhenti membantu masyarakat kecil di Ciamis, masyarakat lantas mengenalnya sebagai jawara yang dermawan.
Ia jadi pemberontak Belanda dan membela rakyat kecil. Akan tetapi, pemberontakan yang ia lakukan tetap membutuhkan bantuan dari banyak pihak, khususnya masyarakat sekitar.
Pemberontakan dengan inisiasi dari Djoeminta pun meletus pada tahun 1926. Pemberontakan tersebut melibatkan PKI (Partai Komunis Indonesia) yang pimpinannya adalah Hassan dan Egom. Dirdja juga turut jadi pimpinan PKI tersebut.
Dengan pasukan itu, Djoeminta menyerang pendopo bupati di Ciamis yakni R.A.A Sastrawinata. Akan tetapi, penyerangan tersebut gagal karena kalah jumlah dengan tentara kolonial Belanda.
Akibatnya, Djoeminta jadi buronan kolonial Belanda. Untungnya, ia selalu berhasil terbebas dari kejaran kolonial Belanda. Gagalnya kolonial Belanda dalam menangkap Djoeminta tidak lain juga karena bantuan rakyat yang menyelamatkannya.
Penangkapan Djoeminta
Seiring berjalannya waktu, kasus pemberontakan PKI sudah mulai meredup. Hal ini membuat Djoeminta kembali leluasa muncul di lingkungan masyarakat.
Bahkan ia juga tidak ragu memimpin Vergadering bersama Sarekat Rakyat. Namun sayangnya, ada sekumpulan tentara Belanda yang tiba-tiba datang dan menangkap Djoeminta.
Peristiwa tersebut jelas memicu kericuhan massa. Semua anggota Sarekat Rakyat bahkan menyerang kolonial Belanda agar Djoeminta tak tertangkap.
Namun segala upaya tersebut gagal karena kekuatan kolonial Belanda lebih besar. Pada akhirnya, kolonial Belanda berhasil menangkap Djoeminta sekitar tahun 1928 di Maleber Ciamis.
Dari penangkapan tersebut, kolonial Belanda memberikan vonis hukuman buang pada Djoeminta. Ia lantas dibuang ke Boven Digoel.
Dari berbagai sumber Berita Ciamis, sebenarnya tempat tersebut adalah lokasi berkumpulnya pembangkang yang tidak pernah berhenti memberontak pemerintah kolonial Belanda. Meski aksi Robin Hood dari Ciamis terhenti di situ, namun jasanya selalu masyarakat ingat. Terlebih lagi bagi masyarakat di Ciamis.