KUNINGAN (MASS) – Para penggiat dan pecinta alam yang tergabung dalam LSM Aktivitas Alam Rimba (AKAR), nampak berdiskusi bersama H Rokhmat Ardiyan, Sabtu (9/4/2023) petang.
Diskusi yang dibungkus hangat dan dinamis itu, dilakukan berbarengan dengan buka bersama di Villa Rokhmat Ardiyan, Palutungan – Cisantana.
Dalam kesempatan itu, dialog dilakukan dengan cara memberikan opini bergantian. Tercetus jugalah harapan para pegiat kelestarian alam yang menginginkan dan rindu akan tokoh serta pemimpin cinta alam.
Pentolan-pentolan AKAR, mengutarakan harapan demi harapan mereka soal kepemimpinan dan ketokohan terutama yang terkait alam.
“Kesalahan yang kita adalah jika ada kesempatan orang baik (masuk) politik tapi kita abaikan sehingga yang masuk orang-orang yang tidak baik. Maka itu adalah kesalahan kita karena pura-pura tidak tahu,” sebut pentolan AKAR, Frederik Amallo.
Ia mengatakan, apa yang diharapkan AKAR sebagai pecinta alam, juga sebagai pribadinya pada sosok yang akan “manggung”, bukanlah soal bagaimana cara mencari kuasanya.
“Tapi amanah apa yang (akan) kita emban,” kata Amallo, tertuju pada Ardiyan.
Bahkan, ia mendorong Ardiyan untuk bisa berdampak besar dan strategis di Kuningan (Nyalon Bupati), tidak mesti ke Jakarta (legislative).
Begitupun para pegiat alam lainnya yang mengutarakan harapan demi harapan untuk Ardiyan yang sudah mendeklarasikan diri untuk mencalonkan diri di DPR-RI.
Menjawab harapan demi harapan itu, Ardiyan kembali menegaskan alasannya akan masuk dunia politik. Ia mengaku, sebagai pengusaha dengan mengelola 30 perusahaan, sudah cukup nyaman.
Tapi, ada hal yang membuatnya ingin lebih berdampak lagi memperjuangkan hak-hak rakyat. Terlebih, masih banyak yang tertimpa kemiskinan.
Ia pun bercerita kembali soal pengalamannya menyentuh masyarakat kurang mampu. Dimana, sebagai pengusaha ia hanya bisa membantu dengan cakupan yang terbatas. Ardyan menyebut, dengan niat itu semiga bisa menjadi ladang jihadnya.
“Mohon doanya, biarkan saya yang di legislatife (DPR-RI), nanti jadi mangga Bupati siapa,” kata Ardiyan sembari bernada gurau menyebut Maman Majique dan Amelo, dan disambut ceria rekan-rekan lainnya.
Kegiatan sendiri, dilakukan sebelum berbuka puasa. Kemudian, acara diselang terlebih dahulu dengan shalat maghrib berjamaah, dan kembali menggelar diskusi yang hangat, berbagi pandangan dan harapan, serta doa terbaik. (eki)