KUNINGAN (MASS) – Nama Ujang Taopiqurrohman, tentu tidak asing di kalangan muda Kuningan.
Lelaki kelahiran Agustus 1999 itu, memang dikenal aktif di beberapa posisi strategis anak muda.
Terakhir Ujang juga perwakilan terpilih sebagai Jajaka Kuningan tahun 2020, lalu berangkat mewakili Kuningan di Jawa Barat.
Selain dikenal karena kiprahnya di Moka (Paguyuban Mojang-Jajaka), serta Ketua BEM Uniku 2019-2020, Ujang aktif dan dikenal sebagai MC –master of ceremony- yang kondang di berbagai acara.
Posturnya yang tegap, pakaian yang rapih, paras yang tampan dan gaya bahasa yang tertata, membuat Ujang selalu berhasil membawakan acara kala berada di atas panggung.
“MC itu lebih deket ke masyarakat, suasananya itu lebih dapet. Apalagi (kalo ngisi acara di suatu tempat) kan bisa bercengkrama dengan sesepuh, mengenal budaya sekitar,” ucapnya kala diwawancarai beberapa waktu lalu.
Ujang mengaku, senang menjadi MC sejak sekolah di SMAN 1 Cigugur. Tapi, kekagumannya pada dunia MC sudah terbentuk sejak lama.
Saat itu, Ujang melihat MC di TV yang dianggapnya keren seperti Robby Purba dan Choky Sitohang. Selain minat, Ujang juga mengaku mungkin karena ada ‘trah’, mamangnya yang juga seorang MC.
“Mulai professional mungkin pas kuliah ya. Awalnya itu, masuk KPM (Korps Protokoler Mahasiswa), dan baru awal bergabung sudah dipercaya jadi MC wisuda,” ujarnya bercerita.
Lelaki asal Darma itu mengaku, hingga kini dirinya sudah cukup banyak berkecimpung di berbagai acara sebagai MC, entah itu event formal, informal, diskusi, bahkan hiburan.
Meski begitu, Ujang mengaku hingga kini masih harus banyak belajar untuk MC anak-anak.
“Suka sama anak-anak, tapi susah heureueyna (sulit bercanda-nya saat jadi MC-na) kan beda ya kalo anak-anak,” ujarnya sembari tersenyum lebar.
Seabagi MC, Ujang memang cukup sering tampil terutama di acara pernikahan. Mulai dari di perumahan biasa sampai di gedung/hotel, Ujang cukup bisa menyesuaikan.
Bahkan, saat acara dadakan pemberitahuannya pun (misal, malam hari sebelum acara), Ujang mengantisipasi dengan datang kurang lebih satu jam sebelum kegiatan.
Datang lebih awal, membuatnya tenang. Dirinya bisa ‘prepare’ dan fiksasi acara, serta memastikan rangkaian acara apa saja yang akan dibawanya.
Juga bisa mengukur undangan dan peserta yang akan hadir dalam kegiatan. Dengan begitu, dirinya bisa mengoptimalkan acara.
“Membangun suasana itu kan karakter. Dan karakter itu bisa dipelajari kok. Kada Ujang juga belajar dari Youtube, bekal dari organisasi juga,” akunya kala ditanya susah tidak membangun suasana kala menjadi MC.
Dari pengalamannya sebagai MC, baik formal informal atau hiburan, Ujang cukup banyak berkeliling Kuningan di berbagai acara.
Beberapa juga bahkan sampai luar kota untuk acara formal ataupun MC pernikahan.
Di luar itu, Ujang juga dikenal mahir dalam bertilawah, ‘Qori’. Ujang mengakui, sejak dulu memang hobi olah vocal dan memang mengagumi sosok Qori seperti H Mukmin dan Qori nasional bahkan internasional lainnya. Ujang mengemban pendidikan agamanya di madrasah sejak SD.
Adapun soal Jajaka, Ujang mengamininya sebagai tanggung jawab yang memiliki beban besar sebagai ‘contoh’ bagi para pemuda lainnya. Tapi dirinya mengaku bebannya itu dibawa ‘enjoy’.
Apalagi, dari beban tanggung jawab itu, dirinya juga mendapat banyak hal berharga, mulai dari pengalaman, relasi hingga kesempatan yang tidak bisa dihitung secara materi.
Selain Jajaka, Ujang juga tercatat berprestasi di berbagai ajang. Pada 2016 misalnya, Ujang sudah terpilih sebagai jajaka remaja Kuningan.
Juga Juara pararel di SMA, serta juara 1 Fashion show PHBI kampusnya. Sempat juga menjadi juara favorit duta Genre Kuningan, juara 3 duta baca Kuningan, juara favorit perpustakaan Jabar dan juara 4 keprotokoleran Jabar.
Selain itu, Ujang juga terkenal hobi olahraga. Beberapa penghargaan juga diraihnya terutama liga sepakbola/futsal. Ujang juga tercatat sebagai juara 2 Mahasiswa Berprestasi di kampusnya.
Di kampus, selain aktif di BEM dan KPM, Ujang juga sempat aktif di jurusannya saat ini sebagai bagian dari Himpunan Mahasiswa Manejemen.
Selain itu, di bidang social Ujang juga sempat aktif di BTB (Baznas Tanggap Bencana).
“Ujang selalu berpegang pada satu hal, mungkin kita bisa saja lahir dari keluarga dengan ekonomi kurang baik. Tapi harus diingat, ekonomi tidak mempengaruhi cita-cita. Justru dengan kondisi ekonomi, serta do’a orang tua itulah yang jadi motivasi,” pesannya di akhir.
Bukan sekedar omong kosong, Ujang memang memegang teguh tekadnya. Terlahir dari 4 bersaudara, Ujang satu-satunya yang berkesempatan menuntut ilmu di dunia perkuliahan, bahkan membuktikannya dengan banyak prestasi seperti saat ini.
Ujang, mengaku bangga dengan kedua orang tuanya Ayah dan Ibunya. Apalagi, sang Ayah yang sempat phk pekerjaan dan berprofesi sebagai tukang ojek itu, disebut Ujang selalu menjadi panutan dan motivasinya dalam mengejar prestasi hingga saat ini. (eki)