KUNINGAN(MASS)- Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Kamis( 28/10/2021) melepaslirkan tujuh satwa liar di Blok Argalingga SPTN Wil II Majalengka.
Ke tujuh satwa liar itu adalah Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) sebanyak 2 ekor dengan nama Floyd dan Thor, Elang Ular Bido (Spilornis cheela) sebanyak 2 ekor dengan nama Maya dan Darwin.
Selanjutnya kucing hutan (Felis bengalensis) sebanyak 3 ekor dengan nama Leo, Suka dan Nemo. Satwaliar tersebut telah direhabilitasi dan habituasi selama 1-3 tahun.
Kegiatan ini bagian dari peringantan Hari Ulang Tahun Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) yang jatuh pada tanggal 19 Oktober 2021.
Selain itu juga Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2021. Balai TNGC melakukan lepasliar satwa (release) hasil satwa serahan masyarakat kepada Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Jawa Barat (BBKSDA Jawa Barat) sejak 16 Juli 2018 hingga 16 Agustus 2020 yang dititipkan melalui PPS Cikananga
Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) dan Elang Ular Bido (Spilornis cheela) merupakan jenis keluarga Elang yang memiliki peranan penting sebagai salah satu “top predator” atau pemangsa tingkat puncak penghuni kawasan TNGC.
Diketahui jenis elang ini juga kerap ditemukan pada kawasan TNGC yang juga menjadi site monitoring Elang Jawa.
“Site monitoring sebanyak 10 lokasi, 6 lokasi berada di Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Kuningan dan 4 lokasi berada di SPTN Wilayah II Majalengka” sebut Koordinator tim monitoring Elang jawa (Nisaetus bartelsi) Iwan Sunandi.
Koordinator PEH, Silvia Lucyanti menambhakan, pada tahun 2021, perjumpaan jumlah Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) sebanyak 18 individu dan Elang Ular Bido (Spilornis cheela) sebanyak 25 individu di kawasan TNGC.
Pada tahun 2020, jumlah perjumpaan Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) sebanyak 19 individu dan Elang Ular Bido (Spilornis cheela) sebanyak 29 individu.
“Tentu dengan kehadiran individu baru diharapkan adanya percepatan pertambahan jumlah individu jenis Elang brontok dan Elang Ular Bido di kawasan TNGC,”ucapnya.
Ditempat yang sama, Kepala Balai TNGC Teguh Setiawan, mengatakan, adanya peningkatan populasi jenis Elang di kawasan TNGC menunjukkan kualitas ekosistem Taman Nasional Gunung Ciremai dalam keadaan yang baik.
Pada acara pelepasliaran satwaliar ini mengusung tema Living With Harmony With Nature : Melestarikan Satwa Liar Milik Negara yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda dengan tema bersatu,bangkit dan tumbuh.
“Dengan semangat sumpah pemuda, kami mengajak generasi muda untuk lebih sadar dan peduli terhadap keberadaan satwaliar, terutama yang berada di kawasan hutan konservasi” ujarnya.
Selain itu, jenis satwa yang akan dilepasliarkan adalah jenis kucing hutan (Felis bengalensis) yang merupakan jenis mamalia yang memiliki peran penting dalam rantai makanan ekosistem kawasan hutan.
Peristiwa pelepasliaran satwa disambut baik oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Spesies dan Genetik, Ditjen KSDAE, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indra Exploitasia.
“Apresiasi tinggi terhadap masyarakat yang secara swadaya menyerahkan satwaliar yang dilindungi pemerintah,” jelasnya.
Pada saat yang bersamaan, anggota Komisi IV DPR RI H Sutrisno menyempatkan hadir pada kegiatan release tersebut.
Dikatakan, jenis Elang dan kucing hutan merupakan salah satu jenis satwa dilindungi yang masuk dalam kategori endangered species sehingga memerlukan perhatian kita bersama untuk menjaga habitatnya terutama kelestarian kawasan konservasi.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Bupati Majalengka yang diwakili Dinas Lingkungan Hidup Kab Majalengka, yang diwakili Nadisha dan Titin W, Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat yang diwakili oleh Kepala Bidang Wilayah I.
Kemudian, Lana Sari dan Kepala Bid Wilayah III, Andi Witria, Kepala Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Cikananga yang diwakili Cahyono Hidayat S.
Selanjutnya, Kapolres Majalengka, Edwin Affandi, Adm Perhutani Kabuapten Majalengka yang diwakili M Suparjo, Camat Argapura yang diwakili Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Elan Jaelani, Kepala Desa Argalingga, Jajang, Biofarma. Selain itu hadir Pengelola ODTWA lingkup SPTN Wil II Majalengka.
Kapolres Majalengka Edwin Affandi, sangat mendukung upaya pelestarian yang dilakukan Balai TN Gunung Ciremai dan mari tingkatkan upaya pengamanan dan perlindungan terhadap kawasan TN Gunung Ciremai.
Indra Exploitasia, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Spesies dan Genetik didampingi Teguh Setiawan, Kepala Balai TN Gunung Ciremai juga melihat kebun koleksi anggrek yang telah dibudidayakan oleh Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai TN Gunung Ciremai sejak tahun 2014.
Hendra Purnama, Koordinator Spesies Anggrek menyebutkan terdapat 115 jenis anggrek dari 6 sub family. Indra menanyakan mengenai polinasi anggrek, Hendra menjelaskan cara polinasi bunga anggrek
“Polinasi menggunakan tusuk gigi yang menyatukan benang sari dan putik. Pembuahan terjadi biasanya 2-3 hari dan selanjutnya akan menjadi buah,” ujarnya.(agus)