KUNINGAN (MASS)- Gangguan yang paling dominan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) adalah kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi menjelang musim kemarau.
Sebagai upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pada tahun 2021 Balai TNGC menggelar berbagai persiapan yaitu pembentukan brigade dalkarhut Balai TNGC, pemutakhiran data anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Masyarakat Mitra Polhut (MPP).
Selanjutnya koordinasi dengan pihak terkait diantaranya Pemerintah daerah, BPBD, Kepolisian, TNI, lembaga pendidikan dan aktivis lingkungan, patroli pengamanan, dan pembuatan sekat bakar.
Adapun lokasi rawan kebakaran lingkup Balai TNGC seluas 7.393 ha yang terdiri dari sangat rawan seluas 3.082 ha dan rawan seluas 4.311 ha.
Sementara itu, Anggota MPA dan MMP yang terdaftar sebanyak 230 orang lingkup SPTN Wil II Majalengka, termasuk MPA Paralegal yang dibentuk pada tahun 2020.
MPA Paralegal merupakan gabungan multipihak yang terdiri dari Pemerintah daerah, kepolisian, TNI dan MPA lingkup SPTN Wil II Majalengka yang memiliki kesadaran hukum.
Pembentukan MPA Paralegal berdasarkan Surat Keputusan Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Nomor SK.35/PKHL/SKMPA/PPI.4/10/2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengendalian Kebakarna Hutan dan Lahan Melalui Penggunaan Masyarakat Berkesadaran Hukum (Paralegal) sebanyak 20 orang.
Untuk melihat dari dekat lokasi rawan kebakaran Komisi IV DPR RI berkunjung ke Blok Awilega. Kunjungan tersebut dipimpin oleh Ketua Komisi IV, Anggia Erma Rini beserta anggota sebanyak 7 orang.
Selain itu Laksmi Dewanti, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian LHK, didampingi Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Basar Manullang.
Tidak lupa ada Bupati Majalengka yang diwakili Asda, Muhammad Umar,. Selanjutnya Ketua Pelaksana BPBD, Iskandar Hadi, Perum Perhutani, Kapolsek Sindangwangi dan Danramil Sindangwangi juga ikut hadir atas kunjungan tersebut.
Selain meninjau lokasi, diskusi juga dilakukan bersama dengan MPA. Pada diskusi tersebut, anggota MPA menjelaskan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan yaitu patroli pengamanan dan pembuatan sekat bakar.
Serta sarana pendukung yang diperlukan dalam menunjang kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Rencana kegiatan kedepan adalah pembuatan persemaian dan pemulihan ekosistem.
Asda menyampaikan apresiasi atas kunjungan Komisi IV DPR RI yang turut peduli akan kelestarian kawasan TNGC sebagai penyangga kehidupan makhluk hidup dan manusia yang ada di sekitarnya
“Dukungan semua pihak diperlukan dalam upaya penyelelamatan kawasan TNGC dari kebakaran hutan”tambahnya.
Sementara itu , Ketua Komisi IV Anggia Erma Rini menyampaikan apresiasinya atas kinerja semua pihak dalam upaya pengendalian kebakaran hutan yang sering terjadi di kawasan TNGC.
“Tidak hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam pengendalian kebakaran hutan namun juga harus sinergi dengan Pemerintah Daerah, Muspika setempat dan masyarakat sekitar. Tahun ini kawasan TNGC tidak terbakar, pertahankan agar kedepannya tidak terjadi kebakaran”ucapnya.
Anggia juga menilai bahwa pengendalian kebakaran hutan dan lahan di kawasan TNGC sudah sangat baik, namun tetap perlu ditingkatkan.
Hal senada juga diucapkan Sutrisno, anggota DPR RI dapil Kabupten Majalengka yang menyebutkan perlu adanya kegiatan-kegiatan yang melindungi kawasan dan juga bersinergi dengan peningkatan usaha ekonomi masyarakat.
Ditempat yang sama Teguh Setiawan, Kepala Balai TNGC, ikut mendampingi kunjungan Komisi IV DPR RI menyampaikan upaya-upaya yang telah dilakukan yaitu pembuatan embung air dan penanaman pohon melalui pemulihan ekosistem.
“Lokasi kebakaran hutan yang ada di kawasan TNGC sebagian besar sulit terjangkau dengan kendaraan dan akses yang sulit sehingga memerlukan waktu dalam membawa peralatan pemadaman kebakaran apabila kebakaran hutan terjadi. sehingga perlu embung-embung air pada lokasi rawan kebakaran,” ucapnya.
Ia berharap kerjasama semua pihak ini dapat memberikan hasil yang maksimal. Dengan terjaganya kawasan TNGC, keseimbangan ekologi yang ada di dalam kawasan dan luar kawasan terjaga, terutama kehidupan manusia yang ada di sekitarnya
Selain Teguh, dari TNGC hadir Didik Sujianto, Kepala Sub Bagian TU dan Jaja Suharja, Kepala SPTN Wil II Majalengka beserta jajarannya. (agus)