KUNINGAN (Mass) – Sebanyak delapan pejabat struktural STIKKU (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Kabupaten Kuningan akhirnya resmi dilantik. Pelantikan yang dipimpin Ketua STIKKU, Asep Sufyan Ramadhy disaksikan langsung Ketua YPBHK (Yayasan Pendidikan Bhakti Husada) Kuningan, Prof Dr Hj Dewi Laelatul Badriah MKes AIFO, para pejabat STIKKU serta tamu undangan lainnya.
Masing-masing kedelapan pejabat yang dilantik diantaranya Hj Ade Siti Maemunah SPd SST MKes menjabat sebagai Koordinator Pendidikan Kebidanan di Kampus 2, Ai Nurasiah SST MKM sebagai Ketua Program Studi Kebidanan, Mala Tri Marliana SST MKes sebagai Sekretaris Program Studi Kebidanan, Siti Nunung Nurjanah SST MKM sebagai Ketua Lembaga Pengabdian pada Masyarakat, Ronny Syuhada SKep Ners sebagai Sekretaris LPPM, Rany Muliany Sudirman SKep MKep sebagai Sekretaris Lembaga Penelitian ex officio Ketua Komite Etik STIKKU, Aria Pranatha SKep MKep sebagai Kepala Bagian Kepegawaian, dan terakhir Ade Nurzaman SPdI sebagai Kepala Bagian Humas.
Ketua STIKKU, Asep Sufyan Ramadhy saat memberikan sambutan, Minggu (24/7), menyampaikan selamat dan sukses kepada para pejabat yang baru dilantik. Baginya, periode atau masa keemasan (golden age) STIKKU jangan pernah disia-siakan tanpa ada langkah nyata yang dilakukan.
“Pada periode ini, justru kita perlu melakukan take off yang lebih kuat terutama dalam penataan system, agar kita masuk dalam kategori organisasi yang mengalami inersia dini. Hanya ada dua pilihan kurva yang harus kita putuskan, apakah kita akan memilih kurva parabola atau kurva sigmoid,” ucapnya.
Dijelaskan, kurva parabola mengindikasikan bahwa ketika organisasi sudah ada di puncak kejayaan, maka secara alami organisasi itu akan mengalami penurunan. Karena bisa jadi semua pelaku di organisasi itu terlalu cepat berpuas diri, lupa daratan, dan terlalu lama menikmati zona nyaman.
“Resikonya, organisasi kita kinerjanya akan terjun bebas bahkan bisa mencapai titik terendah. Itu hal yang harus kita hindari,” pintanya.
Sementara Ketua YPBHK, Prof Dr Hj Dewi Laelatul Badriah MKes AIFO menyampaikan bahwa, penguatan SDM para dosen harus tetap menjadi prioritas pengembangan. Sebab, dosen dinilai sebagai determinan utama dalam menjamin kualitas lulusan STIKKU ke depan.
“Dosen-dosen STIKKU harus handal dalam pelaksanaan Tridharma PT-nya, dan sesegera mungkin semuanya bisa mendapatkan sertifikasi dari pemerintah,” pungkasnya. (andri)