KUNINGAN (MASS) – Refocusing anggaran yang telah dilakukan Pemkab Kuningan rupanya belum diketahui secara luas oleh masyarakatnya. Ini terbukti dari survei yang dilakukan Kuningan Institute, ketidaktahuan mereka terhadap pengalokasian dana fantastis sebesar Rp41,4 miliar tersebut mencapai 68,5%.
“Ini salah satu hasil survei saja. Ternyata mayoritas masyarakat Kuningan tidak mengetahui bahwa Pemkab Kuningan telah mengalokasikan dana Rp41,4 miliar untuk penanganan Covid-19,” ungkap Direktur Kuningan Institute, Agus Kusman, Kamis (21/5/2020).
Dalam menjelaskan penelitiannya itu, Agus menandaskan pihaknya ingin menggali persepsi publik terhadap kebijakan pemda dalam penanganan wabah di Kuningan. Hasilnya dapat dijadikan ukuran sejauhmana efektivitas langkah yang selama ini dilakukan sebagai bahan evaluasi.
Dia mengakui, dengan adanya pandemi Covid-19, mengharuskan Pemkab Kuningan berupaya keras untuk melakukan penanganan dan pencegahan terhadap penyebaran virus corona. Diantara kebijakan yang dilahirkan, dengan pengalokasian anggaran sebasar 41,4 M salah satunya untuk pembelian RS Citra Ibu yang khusus menangani pasien terpapar virus corona.
Upaya lain yang dilakukan pemberlakukan Karantina Wilayah Parsial (KWP) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kuningan Institute sebagai lembaga research, terang Agus, telah melaksanakan survei dengan judul Persepsi Publik Terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan Dalam Penanganan Covid-19.
“Kami Bersama tim peneliti Kuningan Institute telah melakukan survei mengenai Persepsi Publik, survei ini sudah dilakukan selama 4 hari yang diawali pada tanggal 17 Mei sampai 20 Mei 2020. Tujuan dari survei ini kami ingin melihat sejauh mana persepsi publik terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Pemda Kuningan dalam penanganan Covid-19 dan kepercayaan terhadap pengelolaan anggaran,” jelasnya.
Agus juga menyebutkan jumlah responden, usia serta wilayah kecamatan survei. Diungkapkan olehnya, dalam survei tersebut dirinya mendapatkan data responden sebanyak 464 orang dengan beberapa kategori usia.
“Responden dalam penelitian ini adalah orang Kuningan yang berdomisili di Kuningan dan di luar Kuningan sebasar 12,5%. Selain itu untuk persebaran responden dalam penelitian ini ada di 32 kecamatan dengan persebaran merata di setiap kecamatan. Secara umum responden didominasi oleh usia milenial dengan partisipasi perempuan 28,9%,” ujarnya.
Selain itu tim peneliti mengungkapkan ada beberapa temuan di lapangan, seperti kepercayaan publik terhadap Pemda Kuningan, Kelayakan penerimaan sembako serta ketanggapan Pemerintahan Desa.
“Dalam penarikan data kami menemukan beberapa hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut seperti, Terpotret dari penarikan data, 68,5% tidak mengetahui ada alokasi anggaran sebesar 41,4 M untuk penanganan Corona. Keyakinan publik terhadap pemda Kuningan dalam penanganan Covid-19, persepsi publik tentang adanya potensi kebocoran anggaran dalam penanganan Covid 19, kelayakan penerimaan sembako di masyarakat serta ketanggapan Pemerintahan Desa dalam melaksanakan kebijakan pemda,” paparnya.
Mulai Kamis ini Agus bersama tim peneliti melakukan pengolahan data. Setelah semuanya selesai, pihaknya akan segera mengekspos seluruh hasil ke publik.
“Besar harapan kami penelitian ini dapat berkontribusi positif untuk masyarakat secara umum wabil khusus terhadap pemda yang merupakan pemegang kebijakan,” harap Agus. (deden)