KUNINGAN (MASS)- Masuknya bulan rabiu’l awal merupakan sebuah kebahagiaan dan kebanggan bagi umat Islam, bulan kelahiran nabi termulia Muhammad SAW.
Hampir umat Islam di seluruh dunia merayakan dan memperingatinya dengan kegiatan-kegiatan keagamaan ada juga dengan kegiatan sosial, santunan anak yatim dan dhuafa.
Maksud dari perayaan dan peringatan Maulid Nabi tidak lain agar manusia tetap memiliki pribadi yang baik mengedepankan akhlakul karimah serta mengingat kembali suka duka perjuangan nabi Muhammad dalam berdakwah menyebarkan nilai-nilai Islam.
Sebagaimana kita orang Indonesia setiap bulan Agustus senantiasa merayakan dan memperingati hari jadi bangsa Indonesia, tidak lain adalah agar masyarakat Indonesia selalu tertanam sikap patriotisme,.
Kemudian, rasa cinta tanah air dan mengenang para pejuang pendiri bangsa Indonesia hingga kini kita bisa merasakan hasil dari kemerdekaan.
Ada makna yang tersirat dari perayaan hari kemerdekaan itu, bahwasanya para penerus bangsa ini untuk tetap menjaga kerukunan, keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa yang besar. Bangsa yang besar dengan beragam suku, budaya dan agama jangan sampai tercerai berai oleh sekelompok orang.
Begitupun makna lain dari peringatan maulid nabi Muhammad SAW, kenapa setiap tahun selalu dirayakan adalah untuk menguatkan dan menyatukan kembali ummat Islam dari lunturunya semangat menjalankan perintah-perintah Allah dan nabinya.
Semangat menjaga tali persaudaraan, kesatuan dan persatuan umat muslim dari segala perbedaan pandangan dalam beragama. Setidaknya ada empat nilai kebaikan yang terkandung dalam peringatan maulid nabi Muhammad SAW.
Pertama silaturahim, merupakan langkah yang tepat dalam menyatukan kembali umat Islam dari segala kesibukan duniawinya untuk bersatu berkumpul dalam satu ukhuwah Islamiyah. Silatuharim bukan hanya dianjurkan oleh Rasulullah tetapi juga sebagai pengikat persaudaraan, dimana merupakan haq bagi kaum muslim untuk hadir dalam undangan yang datang padanya. Hikmah dari undangan silaturahim ini ialah, mereka yang tadinya tidak pernah merasakan duduk di karpet masjid, ia bisa hadir kembali dimasjid.
Setidaknya bagi mereka yang sedikit malu ketika hendak pergi ke musolah/masjid, maka ia mau tidak mau dapat merasakan ketentraman hati saat berada di masjid. Kemudian hikmah silaturahim ialah menghilangkan gap atau rasa salah kepada sesama muslim atau tetangga, mereka yang punya masalah dengan tetangganya setidaknya ketika bertemu dan duduk bersebelahan di masjid pada acara maulid nabi mereka akan saling sapa dan berkomunikasi, rasanya tidak mungkin ketika duduk bersebelahan pada acara maulid nabi saling diam mendiami atau saling membelakangi tentu mereka akan saling sapa adanya interaksi komunikasi, ini semua berkah dari adanya silaturahim kegiatan maulid nabi.
Sebagaimana disabdakan dalam hadis nabi Muhammad SAW. “Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung tali silaturahmi.”(HR. Bukhari dan Muslim). Kedua sedekah, adanya perayaan maulid nabi mengajarkan kepada diri kita untuk bersedekah seadanya dan semampunya sebagai bagian dari rasa cinta kepada nabi Muhammad dan cinta kepada sesama hamba Allah. Kegiatan yang dilakukan setahun sekali ini membuat antusias sebagian masyarakat menyisihkan hartanya untuk bersedekah. Yang punya buah-buahaan mereka sedekah dengan buah-buahan, yang barusan panen padi mereka sedekah dengan nasi dan lauk pauknya (dalam bahasa sunda disebut berekat), yang punya uang lebih mereka menysisihkan sebgaian untuk membeli keperluan ini dan itu sesuai kebutuhan kegiatan, dan yang lainnya.
Itu merupakan upaya bukti nyata menjalani perintah Allah dan Rasulnya dalam bersedekah. sebagaiamana firman Allah SWT dalam QS. Al-Hadid ayat 7: “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar”. Ayat diatas kemudian diperjelas kembali dalam hadis nabi SAW yang berbunyi “Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi.” (HR. Tirmidzi).
Ketiga menuntut ilmu, adalah kewajiban bagi seluruh kaum muslimin. Ditengah sibuk dan padatnya pekerjaan sehari-hari yang terkadang tidak sempat mengahdiri undangan masyarakat secara rutin. Maka manakala ada undangan menghadiri perayaan maulid nabi adalah kesempatan yang baik untuk mengenal lebih jauh tentang sosok Nabi Muhammad SW. Nilai kebaikan perayaan maulid nabi adalah adanya mauidhoh hasanah atau siraman rohani. Jika selama ini hanya mengenal tentang popularitas selebritis, biografi artis, nama-nama dan perjalanan karir pesepakbola, maka sudah semestinya biografi nabi Muhammad kembali diperdalam karena didalamnya terdapat contoh akhlak yang mulia.
Melalui peringatan maulid nabi kaum muslimin kembali mendapatkan pelajaran seputar perjuangan dan perjalanan hidup Rasulullah yang menjadi rujukan utama dalam menjalani kehidupan. Banyak kisah-kisah yang dapat dipetik dari ceramah para ustad/Kyai baik itu penjelasan kitab shiroh Nabawi, Al-Barjanzi maupun Ad-Dibai’. Salah satu alasan Rasulullah menjadi teladan utama dalam kehidupan tiada lain atas pengakuan Allah, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ahzab ayat 21: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”
Dalam penjelasan yang lain Allah menguatkan kembali pentingnya meneladani kepribadian para nabi dan Rasul, hal ini sesuai dalam firmannya di QS. Hud ayat 120: “Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman”. Keempat dzikir bersama, nilai kebaikan yang terdapat pada perayaan maulid nabi ialah adanya dzikir bersama. Dzikir bersama merupakan salah satu penguat batin manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang maha Esa Allah swt.
Dzikir juga sering diartikan sebagai bentuk cintanya seorang hamba kepada kekasihnya yang disebutkan. Artinya ketika seseorang mencintai Allah maka ia akan senantiasa berdzikir menyebut asma-asma Allah ataupun kalimat thayyibah. Ketika seseorang mencintai dan merindukan Rasulullah sudah tentu ia akan senatiasa menyebut nama Rasulullah baik itu dengan menyebut-menyebut nama muhammad maupun melalui sholawatnya. Hal ini sesuai dengan sebuah hadist Nabi yang mengatakan bahwa “barangsiapa yang mencintai sesuatu maka ia akan banyak menyebut-nyebut namanya”.
Kemudian hasil dari pada berdzikir itu membuat seorang hamba akan merasakan ketenangan jiwa dan kelapangan hati. Hati penuh dengan kedamaian dan ketentraman, hatinya selalu dihiasi dengan baik sangka (husnudhon) kepada Allah maupun sesama manusia, Sebagaiaman firman Allah dalam QS. Ar-ra’d ayat 28: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” Dari sini kita bisa lebih memahami lebih jauh bahwasanya perayaan maulid nabi bukan hanya sebatas mauidhoh hasanah tetapi ada ajakan peningkatan tauhid dengan berzikir bersama.
Kelima doa bersama, selanjutnya nilai kebaikan yang ada dalam perayaan maulid nabi adalah adanya doa bersama. Yakni mendoakan secara berjamaah yang dipimpin oleh seorang Kyai ataupun Ustadz. Doa merupakan bentuk tawakal/merendahnya seorang hamba kepada Tuhannya. Dengan berdoa secara tidak langsung kita mengakui bahwa manusia hanyalah makhluk yang lemah tak berdaya, dan dengan berdoa menegaskan sebagai rasa syukur bahwasanya manusia memang sangat butuh Allah swt. Dalam perayaan maulid nabi, doa merupakan acara penutup yang berharap penuh kepada Allah agar semua hajat-hajatnya yang hadir diqabul, terlebih agar mendapatkan syafa’at dari nabi Muhammad SAW. Bukan hanya mendoakan bagi orang yang masih hidup, tetapi mendoakan bagi orangtua dan keluarga yang sudah meninggal. Jika seorang hamba merasa, mengakui selama ini ia telah lalai menjalankan perintah Allah, dan mengakui dirinya kotor rasanya tidak mungkin doanya akan di qabul oleh Allah. Maka dengan doa bersama, besar harapan doa-doa tersebut dikabul dari orang-orang sholeh yang hadir saat itu. Hal ini dipertegas oleh Allah swt dalamQS. Al-Baqarah ayat 186: “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Dapat dipahami bersama bahwasanya perayaan maulid nabi bukan sekedar ceremonial semata, tetapi mengandung banyak ibrah/pelajaran yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Baik meningkatkan kulaitas khazanah ke-Islaman maupun kualitas ketentraman dan kenyamanan hidup manusia. Dari beberapa point diatas dapat disimpulkan, bahwa hakekat dari perayaan maulid nabi ialah mengajak umat manusia untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah serta menumbuhkembangkan rasa cinta manusia kepada nabi yang paling agung Muhammad saw. Karena harapan besar sebagai umat Islam membutuh syafaat darinya. Dan hasil dari perayaan tersebut diharapakan dapat meningkatkan kualitas keimanan seseorang menjadi lebih semangat dan istiqomah dalam beribadah, khsusunya dapat merubah perilaku dan akhlak manusia dari akhlak yang buruk menjadi akhlakul karimah yang mengedepannya toleransi dan keutuhan beragama.**
Penulis Sopian Asep Nugraha, M.Pd
(Dosen STKIP Muhammadiyah Kuningan)