KUNINGAN (MASS) – Pada belanja daerah Pemerintah Kabupaten Kuningan tahun 2024, sebagian besar anggaran yang digunakan masih didominasi untuk belanja pegawai. Hal itu disampaikan Bupati Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar M Si, dalam Rapat Peripurna baru-baru ini.
Di hadapan anggota Dewan, Dian hanya melaporkan penganggaran tahun 2024 saat kepemimpinan sebelumnya, tepatnya di masa Pj Bupati. Angka-angka belanja daerah yang dipaparkan, masih cukup jauh dibanding target sebenarnya. Sesuai dengan target pendapatannya yang juga tak tercapai.
Target belanja daerah sendiri berkurang sekitar 10 % dari total yang direcanakan sebesar Rp 3,1 triliun. Realisasi belanja hanya sebesar Rp 2,6 triliun atau sekitar 90%. Dari total belanja itu, belanja operasinya sebesar Rp 2 triliun, lebih kecil dari yang direncanakan semula yakni Rp 2,3 triliun.
Belanja operasi itu meliputi, belanja pegawai dimana semula direncanakan sebesar Rp1,3 triliun namun realisasinya sebesar Rp1,2 triliun atau 93%. Belanja operasi itu digunakan untuk membayar gaji dan tunjangan baik ASN maupun bukan ASN.
Masih dalam post belanja daerah, ada juga belanja barang dan jasa direncanakan sebesar Rp840,8 miliar namun realisasinya sebesar 664,1 miliar atau 79%. Ada juga belanja bunga direncanakan sebesar Rp4 miliar dengan realisasi sebesar Rp3,2 miliar.
“Digunakan untuk membayar bunga pinjam daerah kepada Bank BJB Kuningan,” kata Dian membacakan realisasi anggaran tahun 2024.
Sementara, angka yang ternyata cukup besar adalah belanja hibah. Dimana semula direncanakan sebesar Rp115,6 miliar, terealisasi sebesar Rp102,2 miliar atau 88%. Anggaran tersebut digunakan untuk hibah kepada organisasi masyarakat, hibah kepada sosial, swasta.
Selanjutnya, ada juga post belanja bantuan sosial yang semula direncanakan sebesar Rp 5,2 miliar terealisasi sebesar Rp4,9 miliar atau 93% yang digunakan untuk bantuan sosial kepada kelompok masyarakat atau peroangan, organisasi profesi dan organisasi lainnya.
Selain belanja operasi, ada juga belanja modal direncanakan Rp376,3 miliar namun realisasinya Rp335,1 miliar atau 89%. Belanja modal meliputi peralatan, mesin, tanah, gedung, jalan, irigasi, serta belanja asset tetap lainnya. Sisanya digunakan untuk post belanja tidak terduga kebencanaan serta belanja transfer. (eki)
Video:
