KUNINGAN (MASS) – Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kuningan sukses menggelar agenda akbar, yaitu Tasmi’ Akbar Hafalan Al-Qur’an sekali duduk, yang berlangsung Senin (13/10/2025). Total 158 santri—terdiri dari 115 santri putri dan 43 santri putra—menguji kekuatan hafalannya mulai dari 5 juz hingga 30 juz penuh.
Pembukaan acara Tasmi’ Akbar putri dilaksanakan di Masjid Putri Husnul Khotimah, dan disiarkan melalui youtube streaming. Sambutan pembuka disampaikan oleh Ustaz Abu Bakar, Lc., selaku Kepala Unit Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kuningan.
Penjaga Wahyu dan Sanad Keilmuan Tinggi
Dalam sambutannya, Ustaz Abu Bakar menekankan bahwa Tasmi’ Akbar ini jauh melampaui sekadar program rutin pesantren. Ia menyebut kegiatan ini sebagai bukti kecintaan santri terhadap Al-Qur’an dan simbol pembuktian mujahadah (perjuangan keras) para santri.
Proses tasmi’ ini, imbuhnya, diawali dengan pendaftaran di awal semester dan dilaksanakan di tengah semester, dengan tujuan agar para peserta bisa mempersiapkan diri.
“Sebelum santri melaksanakan Tasmi’ Akbar, diadakan dulu tes atau ujian/pre-test untuk memastikan bahwa santri yang mendaftar memang memiliki hafalan yang kuat dan siap mengikuti proses Tasmi’ Akbar 5 sampai dengan 30 Juz ini. Bahkan, pada hari ini pun, sesungguhnya para santriwati sedang menjalankan ujian.” tuturnya.
Dijelaskan, Tasmi’ ini bukan hanya sekadar memperdengarkan hafalan, tapi ada penilaian. Santri yang dalam tasmi’-nya masih banyak membutuhkan bimbingan dan koreksi, maka akan diberikan kesempatan untuk tasmi’ di semester berikutnya (dinyatakan tidak lulus hari ini).
“Sementara santri yang tasmi’ 5 sampai 30 juz hari ini lancar, minim bimbingan, dan tidak banyak lupa, maka barakallah, santri tersebut dinyatakan lulus dan berhak mendapatkan apresiasi telah berhasil mentasmikan hafalannya,” ucap Abu Bakar.

Ini dia wajah-wajah para santri putra dan putri Pesantren Husnul Khotimah yang diuji Tasmi’ Quran, Senin (13/10/2025). (foto: dok. HK)
Pengakuan Santri: Perjuangan dan Ketekunan
Salah satu peserta Tasmi’ Akbar, Delisa Adha, menyampaikan perasaannya jelang ujian hafalan yang disaksikan banyak orang ini.
“Jujur, saya agak deg-degan karena ini pertama kalinya bagi saya mengikuti Tasmi’ Akbar,” tutur Delisa.
Menurutnya, perjuangan menghafal Al-Qur’an memang tidak mudah dan penuh tantangan.
“Menurut saya, perjuangan menghafal ini tidak mudah. Diperlukan kesabaran dan ketekunan yang luar biasa serta semangat pantang menyerah. Yang penting pula, kita harus selalu kembali kepada tujuan awal kita menghafal. Itu yang menguatkan,” tambah santriwati yang mengikuti ujian hafalan 5 juz tersebut.
Tantangan Mental dan Pembentukan Akhlak Qur’ani
Ustaz Abu Bakar juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada 115 santri putri dan 43 santri putra yang telah berani maju. Ia menekankan bahwa memperdengarkan hafalan di hadapan banyak orang membutuhkan mental yang kuat, apalagi kegiatan ini disaksikan secara live oleh wali santri dan masyarakat luas.
Pesan utamanya kepada para peserta adalah bahwa Tasmi’ bukanlah akhir dari segalanya.
“Anda sedang berjuang sebagai pejuang dan penjaga wahyu Allah dan sedang membangun peradaban Qur’ani. Seorang hafiz atau hafizah tidak akan bermakna tanpa diamalkan dalam bentuk akhlak yang Qur’ani dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.
Ia berharap para santri dapat melanjutkan semangat muroja’ah (mengulang hafalan) dan menjadi pelopor yang mampu menggerakkan masyarakat serta menyebarkan nilai-nilai Al-Qur’an setelah lulus dari pesantren.
Program Tasmi’ Akbar ini sendiri dilaksanakan secara terpisah. Santri putri melaksanakan tasmi’ di Masjid Putri, sementara santri putra di Masjid Putra, demi menjaga fokus dan kelancaran kegiatan.
“Terima kasih kepada para Musyrif/Musyrifah Al-Qur’an dan seluruh wali santri atas dukungan penuhnya,” tukas Ustaz Abu Bakar. (didin)
