KUNINGAN (MASS) – Sejak hari Jumat hingga Sabtu (10-11/11/2017) ikan yang berada di keramba jaring apung (KJA) Waduk Darma mendadak mati. Fenomena ini merupakan hal yang biasa di waduk.
Penyebabnya sudah pasti adalah faktor alam dimana suhu di dalam air mendadak menurun. Begitu juga suhu dipermukan air ikut turun.
Ketika suhu air drastis turun maka ikan sudah pasti mati. Situasi ini bisa terselmatkan andai petani menggunakan mesin pompa air.
“Alhamdulillah malam ini ikan sudah tidak ada ikan yang mati. Total selama dua hari adalah 15 ton, dimana rincian adalah Jumat 6 ton dan Sabtu 9 ton. Ikan yang mati ini terletak di blok Sukamaju Desa Jagara,” Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas Perairan Umum Jawa Barat Umar Hidayat kepada kuninganmass.com Senin malam (13/11/2017).
Diterangkan akibat kematian ikan ini maka petani japung sudah dipastikan rugi. Apabila satu kilo ikan emas dijual Rp17 ribu maka tingkat kerugian sudah mencapai ratusan juta.
“Suhu di dalam air itu harusnya 22 celcius. Sedangkan pada saat kejadian mencapai 18-19 celcius. Sedangkan suhu permukaan air adalah 21 celcius. Adapun batas normal 27,” ujar Umar lagi.
Selain faktor alam, mantan Kades Jagar ini menyebutkan, faktor banyak keramba ikan yang jumlahnya melebihi ambang batas ketentuan pun menjidi penyebab.
Faktor lainnya adalah fenomena umbalan atau upwelling sudah terjadi sejak adanya waduk. Kemudian fenomenanya semakin sering setelah adanya keramba di waduk.
Dikatakan, umbalan atau upwelilng adalah fenomena alam, dimana terjadi penaikan lapisan air bagian bawah ke permukaan. Biasanya terjadi secara sporadis dititik-titik tertentu.
Lebih lanjut dikatakan, kematian massal ikan pada usaha budidaya KJA terjadi karena lapisan air bagian bawah bersifat toksik, kandungan oksigen rendah/defisit oksigen, mengandung gas beracun (amonia, hidrogen sulfida, metana, fosfin) atau penyakit..(agus)