KUNINGAN (MASS) – Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) di Desa Ciniru, Kecamatan Jalaksana, telah menjadi sumber mata pencaharian bagi banyak masyarakat setempat. Kala kuninganmass.com melakukan penelusuran langsung ke lokasi TPSA yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kuningan beberapa hari lalu. Di sana, kami menemukan sekitar 80 orang yang bekerja memanfaatkan sampah untuk dijadikan mata pencaharian.
Menurut, Kepala UPTD TPSA Ciniru Awan memaparkan para pekerja di TPSA ini memilah sampah yang masuk untuk mendapatkan bahan-bahan yang masih bisa dimanfaatkan.
“Di sini, mereka bisa memilah hampir satu ton sampah setiap harinya. Meskipun jumlah ini masih jauh dari total 230 ton sampah yang masuk, keberadaan TPSA ini sangat penting bagi masyarakat,” tutur Awan.
Kegiatan memilah sampah ini tidak hanya memberikan pendapatan bagi para pekerja, tetapi juga membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan. “Dengan memilah sampah, mereka bisa menjual bahan-bahan yang masih layak gunakan, seperti plastik dan kertas,” tambahnya.
Masyarakat yang bekerja di TPSA ini berasal dari berbagai latar belakang. Beberapa di antaranya adalah ibu rumah tangga, pemuda, dan orang-orang yang sedang mencari pekerjaan. Kondisi di TPSA Ciniru memang tidak mudah. Para pekerja harus menghadapi bau tak sedap dan risiko kesehatan akibat paparan limbah. Namun, mereka tetap bertahan demi keluarga.
Awan juga menjelaskan bahwa meskipun TPSA ini berfungsi sebagai tempat pembuangan, keberadaannya memberikan dampak positif bagi lingkungan. “Dengan memilah sampah, ini bisa mengurangi volume sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir,” ujarnya.
Pekerjaan di TPSA ini sering kali dianggap sebelah mata oleh sebagian orang. Namun, para pekerja menunjukkan mereka memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi tambahan sampah walaupun tak banyak.
“Iya walaupun mereka hanya mengumpulkan kurang lebih satu ton saja, tapi dari sana mereka bisa membantu mengurangi walau hanya sekitar 0,23% saja limbah yang terolah,” tambah Awan. (raqib)