KUNINGAN (MASS) — Isu munculnya komunitas LGBT di Kuningan belakangan ini menjadi sorotan publik. Riki, juara 1 Duta Genre Kuningan, memberikan tanggapannya terkait fenomena ini. Dalam pandangannya, generasi muda saat ini memiliki peran penting dalam meregenerasi kehidupan di masa depan, terutama dalam hal menghargai perbedaan tanpa menormalisasi penyimpangan.
Sebagai seorang remaja yang aktif dalam berbagai kegiatan positif, Riki menyatakan pentingnya pendidikan dan kesadaran di kalangan remaja dalam menghadapi isu-isu sosial yang sedang berkembang. Riki menekankan bahwa remaja harus memiliki perencanaan kehidupan yang matang agar dapat berkontribusi positif bagi masyarakat.
“Kita adalah agen perubahan. Banyak kegiatan dan program positif yang bisa diikuti, termasuyk saya sendiri mengikuti Duta Genre ini,” ujarnya.
Riki juga mengingatkan bahwa dampak negatif dari perilaku LGBT dapat sangat serius, salah satunya adalah risiko penularan penyakit menular seksual (PMS). “Di Kuningan, angka HIV/AIDS mencapai 1.101 kasus. Ini adalah isu yang harus kita waspadai,” tegasnya,
Untuk mengatasi permasalahan ini, Riki memperkenalkan program “Young Empowerment,” yang bertujuan untuk memberdayakan remaja dalam mengembangkan potensi mereka. Program ini diharapkan dapat memberikan wadah bagi remaja untuk belajar dan berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan suportif.
Kegiatan seperti talkshow dan Focus Group Discussion (FGD) juga telah dilakukan, bekerja sama dengan program informasi kesehatan remaja (PIK-R) di Kabupaten Kuningan.
“Kita terus mengedukasi remaja tentang kesehatan reproduksi dan pentingnya batasan diri. Ini adalah langkah penting untuk membentuk karakter yang baik,” jelas Riki.
Melalui program ini, diharapkan akan ada fasilitator sebaya di setiap daerah yang dapat memberikan konseling dan dukungan kepada rekan-rekan mereka. “Outputnya adalah terciptanya lingkungan yang lebih suportif, di mana remaja dapat saling membantu dan berbagi informasi yang bermanfaat,” tambahnya.
Riki percaya bahwa dengan adanya program-program seperti ini, generasi muda dapat lebih siap menghadapi tantangan di masa depan. “Kita harus terus memberikan edukasi dan dukungan, agar remaja bisa tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan bertanggung jawab,” tuturnya.
Dalam menghadapi isu LGBT dan permasalahan sosial lainnya, Riki menekankan pentingnya dialog dan saling menghargai. “Kita harus bisa berbicara tentang perbedaan dengan cara yang positif, tanpa menghakimi satu sama lain,” katanya, mengajak masyarakat untuk bersikap terbuka dan inklusif.
Dengan pendekatan yang tepat dan kolaborasi antara berbagai pihak, Riki berharap generasi muda di Kuningan dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif di masyarakat. “Mari kita wujudkan masa depan yang lebih baik, di mana semua orang dihargai dan diberdayakan,” pungkasnya. (raqib/mgg)