KUNINGAN (MASS) – Sebuah tradisi yang sudah turun temurun dijaga oleh masyarakat di Indonesia, khususnya masyarakat Sunda yaitu Mupatan atau perayaan empat bulanan kehamilan. Tradisi ini diyakini membawa berkah dan keberkahan bagi keluarga, terutama bagi ibu hamil yang tengah mengandung.
Dalam acara tersebut, doa dan rasa syukur dipanjatkan kepada Allah atas anugerah keturunan. Hal itu jugalah yang tergambar dalam acara Mupatan dari keluarga pasangan Dedi Riansyah dan Teti, di Desa Ciasih Kecamatan Nusaherang, Kamis (26/12/2024).
Ustadz Ali Alghozali Rohman, seorang ulama yang turut hadir dalam acara tersebut menjelaskan bahwa tradisi ini memiliki dasar yang kuat, termasuk dalam ajaran agama Islam. Selain Ustadz Ali, acara juga dihadiri juga pemuka agama setempat yakni Kyai Ero, pengasuh pondok pesantren kopeng Kyai Didi dan Kyai Arsip.
Menurut Ustadz Ali, perayaan empat bulanan bertujuan untuk memohon doa agar janin dalam kandungan sehat, selamat, dan tumbuh menjadi anak yang sholeh dan sholehah.
“Jadi sesuai dengan syariat Islam, bahwa usia 4 bulan kehamilan itu dimasukkan ruh kepada janin atau kepada bayi di dalam kandungan ibunya. Makanya ini tradisi sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Kita memanjatkan doa, memberikan infaq shodakoh, ini bertujuan supaya si janin tersebut menjadi anak yang sholeh dan sholehah,” ujar Ustadz Ali.
Selain itu, Ustadz Ali menegaskan bahwa Mupatan merupakan tradisi yang sangat baik untuk dilestarikan karena memiliki nilai-nilai syukur yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam. Mupatan mengajarkan bahwa setiap kenikmatan, termasuk anugerah keturunan, harus disyukuri dengan cara-cara yang sesuai dengan tuntunan agama.
“Tradisi ini harus dipertahankan karena sangat baik sesuai dengan tuntunan syariat agama Islam. Ini mengajarkan kita supaya dalam segala sesuatu, kalau kita diberi kenikmatan—ini kan salah satu kenikmatan dari Allah, diberikan keturunan—senantiasa kita bersyukur kepada Allah dengan cara-cara yang sesuai dengan tuntunan Allah,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ustadz Ali juga menyampaikan doa khusus untuk keluarga yang sedang merayakan mupatan tersebut.
“Harapannya mudah-mudahan keluarga besar Teh Teti dan Wa Oman sekeluarga, Bu Hajah Yeyet, mudah-mudahan ditambah-tambah barokahnya, disehatkan lahir batinnya, diberikan cucu yang sholeh dan sholehah. Yang lagi hamil, mudah-mudahan diberikan kesehatan baik bayinya maupun ibunya,” doanya.
Melalui tradisi mupatan, selain memperkuat ikatan sosial dan spiritual di antara warga, juga mengingatkan kembali umat Islam akan pentingnya bersyukur dan berdoa untuk kebaikan anak dan keluarga. Dalam budaya masyarakat ini, setiap tahapan kehidupan, termasuk masa kehamilan, dianggap sebagai momen penting yang patut dirayakan dengan doa dan harapan positif untuk masa depan. (riyan)